Bisnis.com, JAKARTA - Microsoft merilis laporan yang mengatakan bahwa Iran sudah memulai perang siber terhadap Amerika Serikat (AS).
Perang siber tersebut menargetkan kegiatan Pemilihan Umum (Pemilu) di AS, kata Microsoft pada Jumat (9/8/24).
Upaya-upaya Iran tersebut termasuk mempengaruhi pemilih melalui situs palsu, kampanye phishing, dan teknik online lainnya.
“Selama beberapa bulan terakhir, kita telah melihat munculnya aktivitas pengaruh yang signifikan oleh aktor-aktor Iran,” tulis laporan tersebut, yang disiapkan oleh Pusat Analisis Ancaman Microsoft, mengutip empat contoh aktivitas siber Iran baru-baru ini yang menargetkan pemilih AS, dikutip dari FDD.
Dalam satu kasus, jaringan Iran yang dikenal sebagai Storm-2035 terus mengoperasikan “empat situs web yang menyamar sebagai situs berita” yang secara aktif melibatkan kelompok pemilih AS.
Di sana, diselipkan pesan-pesan yang mempolarisasikan isu kandidat presiden AS, hak LGBTQ, dan konflik Israel-Hamas.
Baca Juga
Peneliti Microsoft juga menemukan bukti bahwa situs-situs tersebut menggunakan layanan dengan kemampuan Kecerdasan Buatan (AI) untuk menjiplak setidaknya sebagian konten mereka dari publikasi AS.
Optimalisasi AI juga dilakuan pada mesin pencari untuk mengatur traffic.
Dalam kasus kedua, disebutkan seorang aktor jahat bernama “Sefid Flood” terlibat “dalam penyamaran sebagai kelompok aktivis sosial dan politik untuk memicu kekacauan, merusak kepercayaan pada pihak berwenang, dan menabur keraguan terhadap integritas pemilu.”
Laporan tersebut menambahkan bahwa “operasi kelompok ini dapat berupa intimidasi, doxing, atau hasutan kekerasan yang menargetkan tokoh politik atau kelompok sosial/politik.
Mengutip Euronews, penargetan ini dimaksudkan untuk mengembangkan taktiknya dalam menghadapi pemilu AS yang kemungkinan besar akan berdampak global.
Sayangnya Iran langsung membantah pihaknya mempunyai rencana untuk ikut campur atau melancarkan serangan siber dalam pemilihan presiden AS.
“Iran telah menjadi korban dari berbagai operasi siber ofensif yang menargetkan infrastruktur, pusat layanan publik, dan industrinya. Kemampuan siber Iran bersifat defensif dan sebanding dengan ancaman yang dihadapinya. Iran tidak memiliki niat atau rencana untuk melancarkan serangan siber. Pemilihan presiden AS adalah masalah internal yang tidak diintervensi oleh Iran,” kata wakil Iran di PBB dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Euronews, Sabtu (10/8).
Temuan Microsoft ini disertai dengan peringatan baru-baru ini dari pejabat intelijen AS, yang mengatakan bahwa pihak asing bertekad untuk menyebarkan klaim palsu menjelang pemungutan suara bulan November.