Bisnis.com, JAKARTA — Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dilaporkan meninggal dunia dalam serangan yang dilancarkan militer Israel di Teheran, Iran, pada Rabu (31/7/2024).
Haniyeh menjadi ujung tombak dari diplomasi internasional Hamas saat perang berkecamuk di Gaza, tempat tiga putranya tewas dalam serangan udara Israel.
Dilansir Reuters, tiga putra Haniyeh yakni Hazem, Amir, dan Mohammad tewas pada 10 April 2024 ketika serangan udara Israel menghantam mobil yang mereka kendarai.
Menurut laporan Hamas, Haniyeh juga kehilangan empat cucunya, tiga perempuan dan seorang laki-laki, dalam serangan itu.
Haniyeh sebelumnya membantah pernyataan Israel bahwa putra-putranya adalah pejuang Hamas.
"Kepentingan rakyat Palestina didahulukan daripada segalanya,” tegas Haniyeh ketika ditanya apakah pembunuhan anggota keluarganya akan memengaruhi perundingan gencatan senjata.
Baca Juga
Haniyeh ditunjuk sebagai pemimpin Hamas pada 2017. Sejak saat itu, Haniyeh berpindah-pindah antara Turki dan ibu kota Qatar, Doha, menghindari pembatasan perjalanan di Jalur Gaza yang diblokade.
Mobilitas itu memungkinkannya untuk bertindak sebagai negosiator dalam pembicaraan gencatan senjata atau untuk berbicara dengan sekutu Hamas, Iran.
"Semua perjanjian normalisasi yang Anda [negara-negara Arab] tandatangani dengan [Israel] tidak akan mengakhiri konflik ini," Haniyeh menyatakan di televisi Al Jazeera yang berbasis di Qatar tak lama setelah pejuang Hamas melancarkan serangan pada 7 Oktober.
Di sisi lain, Israel menganggap seluruh pimpinan Hamas sebagai teroris. Israel menuduh Haniyeh, Meshaal, dan yang lainnya terus memicu aksi teror Hamas.