Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Memasuki Usia 49 Tahun, Wapres Maruf Minta MUI Banyak-Banyak Evaluasi

Wapres Maruf Amin bersyukur dan merasa bangga dengan kiprah MUI selama ini di Indonesia
Wakil Presiden RI (Wapres) Maruf Amin - Biro Setwapres.
Wakil Presiden RI (Wapres) Maruf Amin - Biro Setwapres.

Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) RI Ma’ruf Amin meminta Majelis Ulama Indonesia kian aktif untuk memperbanyak evaluasi mengingat lembaga tersebut memasuki usia Ke-49.

Hal ini disampaikannya saat menghadiri Tasyakur Milad Ke-49 Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang berlangsung di Ballroom Flores, Hotel Borobudur, Jl. Lapangan Banteng Selatan No. 1, Jakarta Pusat, Jumat (26/7/2024) malam.

Ketua Dewan Pertimbangan MUI itu meminta agar peringatan Milad tahunan ini sebagai ajang untuk evaluasi atas  langkah-langkah yang telah dilakukan seiring dengan visi dan misi MUI.

“Sekarang, dalam rangka ulang tahun ke-49 ini, marilah kita jadikan momentum untuk [evaluasi], apakah langkah-langkah kita itu sudah tepat semuanya, apakah tidak perlu dievaluasi, apakah langkahnya itu sudah tepat untuk mencapai visi misi MUI,” tutur Wapres saat memberi amanatnya pada perhelatan ini.

Dia menjelaskan bahwa MUI memiliki visi dan misi sebagai khadimul ummah (pelayan umat) dan shadiqul hukumah (mitra pemerintah). Terkait dengan hal itu, Wapres menyebut bahwa dirinya kerap menganalogikan MUI sebagai kereta api yang memiliki dua rel, sehingga tidak bisa diubah jalurnya.

“Jadi saya sering mengibaratkan MUI itu kayak kereta api, enggak bisa dibawa kemana- mana karena ada relnya. MUI itu gerbongnya banyak di belakang, ada khittahnya (jalannya). Jadi khittah MUI itu dua, khadimul ummah dan shadiqul hukumah, pelayan umat dan mitra pemerintah, ada dua rel. Karena itu, MUI tidak bisa dibelok-belokkan karena ada relnya,” jelasnya.

Oleh karena itu, kata Wapres Ke-13 RI itu, jika ingin melakukan hal yang tidak sesuai aturan, tidak sesuai syariah, semena-mena, mengabaikan umat dan tidak bekerja sama dengan pemerintah, maka jangan merujuk pada MUI. Sebab, hal itu melenceng dari prinsip MUI.

“Kalau ingin melakukan langkah-langkah yang tidak pakai rel, jangan ikut MUI karena MUI ada stasiunnya, ada haltenya. Kalau tidak bisa, jangan naik [kereta] MUI, tapi gunakanlah taksi saja, dia bisa disewa kemana saja, seenaknya sendiri,” ujarnya.

Lebih jauh orang nomor dua di Indonesia itu memaparkan, khadimul ummah menjadi sangat penting bagi MUI sebab lebih dari setengah penduduk negara Indonesia beragama Islam. Dengan demikian, menciptakan umat yang baik berarti juga membangun bangsa yang baik.

“Kalau umat ini baik, bangsa ini baik. Umat kita itu 87% atau 89%. Artinya, umat ini harus terjaga dengan baik, harus terbangun dengan baik karena prinsip keumatan MUI itu adalah menjaga umat dan melindungi umat,” paparnya.

Adapun yang perlu dilindungi adalah akidah (kepercayaan) umat agar tidak menyimpang dan mengarah pada paham-paham yang ekstrem, bahkan liberal, dengan tetap menganut paham wasathi (moderat).

“Kalau ada yang ajak ke sini, yang ngajak ke kiri, ke kanan, ini yg harus dijaga dari makan dan minum yang tidak halal, makanya ada proses sertifikasi, dari bermuamalah yang tidak sesuai syariah, maka dikembangkan ekonomi syariah, dan tentu saja menjaga umat supaya cara berpikir, berperilaku, bersikap, bertindak supaya tidak keluar dari prinsip-prinsip manhaj yang diajarkan oleh Allah SWT,” urainya.

Selanjutnya, Wapres membahas perihal pemberdayaan umat. Ia menyampaikan agar umat Islam terus diayomi serta diberdayakan oleh MUI sehingga tidak menjadi umat yang lemah dan terbelakang. Adapun pemberdayaan itu salah satu aspeknya melalui perekonomian masyarakat.

“Umat Islam ini jangan jadi lemah, maka diberdayakan ekonominya supaya bisa berpartisipasi dan berkontribusi dalam pembangunan nasional kita. Maka itu, pembangunan ekonomi umat menjadi begitu penting,” ujarnya.

“Supaya [saat] bangsa ini tinggal landas, umat ini jangan tertinggal di landasan,” tambahnya.

Selain itu, Wapres juga menyinggung perihal persatuan bangsa Indonesia yang kaya akan keberagaman. Hal itu menjadi penting sebab kerukunan umat dan persatuan bangsa yang majemuk menjadi unsur utama lainnya dalam pembangunan nasional.

“[Umat] sebagai bagian terbesar agar bersatu dan menjadi unsur utama pembangunan nasional kita dalam rangka merukunkan seluruh bangsa dan negara. Itulah [mengapa] penggunaan umat ini menjadi begitu penting yang dilakukan oleh MUI,” tuturnya.

Sebelum mengakhiri amanatnya, Wapres mengaku bangga dan berterima kasih atas kiprah dan kontribusi yang diberikan MUI untuk Indonesia.

“Saya merasa bersyukur dan merasa bangga dengan kiprah MUI selama ini di Indonesia,” pungkasnya Ma’ruf.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper