Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan sejumlah rencana terkait perang di Gaza dalam pidatonya di Kongres Amerika Serikat (AS) pada Rabu (24/7/2024). Salah satunya adalah janji untuk membebaskan sandera
Netanyahu dalam pidatonya menepis kritik terhadap Israel yang telah menghancurkan daerah Palestina dan menewaskan lebih dari 39.000 penduduknya.
Sementara puluhan anggota Demokrat AS memboikot pernyataannya, dan ribuan pengunjuk rasa pro-Palestina berdemonstrasi di dekatnya.
"Para pengunjuk rasa anti-Israel mendukung Hamas dan harus malu pada diri mereka sendiri. Sejauh yang kita tahu, Iran mendanai protes anti-Israel yang sedang berlangsung saat ini di luar gedung ini," kata Netanyahu, dilansir Reuters, pada Kamis (25/7/2024).
Dia menyalahkan Hamas atas laporan kelaparan di Gaza, dan menegaskan Israel melindungi warga sipil di sana, serta Israel terlibat aktif dalam upaya membebaskan para sandera yang masih ditawan Hamas.
Dalam kesempatan yang sama, Netanyahu berjanji bahwa para sandera akan segera dibebaskan. Sontak ucapannya tersebut disambut dengan tepuk tangan meriah dan sorak-sorai dari Partai Republik, serta sambutan lebih kalem dari Partai Demokrat.
Di sisi lain, puluhan anggota parlemen Demokrat melewatkan pidatonya, mengungkapkan kekecewaan atas ribuan kematian warga sipil dan krisis kemanusiaan akibat tindakan Israel di Gaza, Palestina yang diperintah Hamas.
Adapun dalam pidatonya yang berlangsung sekitar 1 jam dan disela berulang kali oleh tepuk tangan, Netanyahu berupaya untuk meningkatkan dukungan AS bagi Israel, khususnya pasokan senjata.
Hal itu dilakukan dalam upaya menghadapi meningkatnya kecaman internasional setelah lebih dari 9 bulan konflik di daerah Palestina tersebut yang telah mengancam akan meningkat menjadi konflik regional yang lebih luas.
"Mempercepat bantuan militer AS dapat mempercepat berakhirnya perang di Gaza dan membantu mencegah perang yang lebih luas di Timur Tengah," tambah Netanyahu.