Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Secret Service Amerika Serikat (AS) Kimberly Cheatle mengundurkan diri atas kegagalannya menghentikan upaya percobaan pembyunuhan mantan Presiden Donald Trump.
Hal ini diungkapkan oleh Gedung Putih pada Selasa (22/7/2024) sebagaimana Secret Service memiliki tanggung jawab atas perlindungan Presiden AS saat ini dan mantan Presiden. Kegagalan tersebut menyebabkan seorang pria bersenjata berhasil menembak Trump yang menghadap ke rapat umum di luar ruangan di Butler, Pennsylvania pada 13 Juli 2024.
"Tinjauan independen untuk mengungkap apa yang terjadi pada 13 Juli terus berlanjut, dan saya berharap dapat menilai kesimpulannya," jelas Presiden Demokrat Joe Biden dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (23/7).
Menteri Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas, mengungkapkan bahwa wakil Direktur Secret Service Ronald Rowe, seorang veteran selama 24 tahun di badan tersebut, nantinya akan menjabat sebagai pejabat direktur.
Secret Service telah menghadapi penyelidikan dari sejumlah komite kongres dan pengawas internal Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, yakni organisasi induknya. Presiden Negeri Paman Sam, Biden, juga menyerukan peninjauan independen.
Cheatle menghadapi kecaman bipartisan kala ia muncul di hadapan Komite Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Senin (21/7). Ia menolak menjawab pertanyaan dari para anggota parlemen yang frustasi tentang rencana keamanan untuk unjuk rasa dan bagaimana penegak hukum menanggapi perilaku mencurigakan dari pria bersenjata itu.
Baca Juga
Bahkan, sebelumnya beberapa anggota parlemen dari Partai Republik dan Demokrat telah meminta ia untuk mengundurkan diri.
"Meskipun pengunduran diri Direktur Cheatle merupakan langkah menuju akuntabilitas, kami memerlukan tinjauan menyeluruh tentang bagaimana kegagalan keamanan ini terjadi sehingga kami dapat mencegahnya terjadi lagi," pungkas ketua Partai Republik dari Komite Pengawasan DPR, James Comer.
Comer juga menambahkan bahwa pihaknya akan melanjutkan pengawasan terhadap Secret Service.
Dalam peristiwa tersebut, Trump terluka di telinga kanan dan seorang peserta juga tewas dalam baku tembak tersebut. Penembak, yang diidentifikasi sebagai Thomas Crooks yang berusia 20 tahun, ditembak dan dibunuh oleh penembak jitu Secret Service.