Bisnis.com, JAKARTA - Joe Biden memberikan keputusan mengejutkan mundur dari kontestasi pilpres AS.
Di akun twitternya, Biden mengungkapkan keputusannya tersebut. Dia memberikan dukungan Kamala Harris maju sebagai capres AS 2024 menggantikan dirinya.
Biden mengatakan saat ini dia akan fokus menjalankan sisa masa jabatannya sebagai presiden.
"Rekan-rekan Demokrat, saya telah memutuskan untuk tidak menerima nominasi tersebut dan memfokuskan seluruh energi saya pada tugas saya sebagai Presiden selama sisa masa jabatan saya. Keputusan pertama saya sebagai calon partai pada tahun 2020 adalah memilih Kamala Harris sebagai Wakil Presiden saya. Dan itu adalah keputusan terbaik yang pernah saya buat. Hari ini saya ingin memberikan dukungan dan dukungan penuh saya agar Kamala menjadi calon partai kita tahun ini. Demokrat – inilah waktunya untuk bersatu dan mengalahkan Trump. Mari kita lakukan," tulisnya.
Lantas apa sebenarnya alasan Biden mundur?
Keputusan akhir Biden untuk mundur dari pemilu dicapai dalam 48 jam terakhir, kata seorang penasihat kampanye senior.
Baca Juga
Sebuah sumber mengatakan rencana untuk keluar dari pencalonan dimulai Sabtu malam dan diselesaikan pada Minggu.
Sebelum memutuskan, Biden mengadakan pertemuan keluarga pada Sabtu malam. Dia telah berbicara dengan seluruh keluarganya sejak membuat keputusan untuk keluar dari pencalonan, dan putrinya Ashley serta menantu laki-lakinya Howard di Rehoboth tempat dirinya menjalankan isolasi mandiri akibat covid.
Keputusan Biden tidak ada hubungannya dengan masalah medis apa pun, kata seorang pejabat senior Gedung Putih dilansir dari CNN.
Biden juga dikabarkan mengumpulkan stafnya, sebelum mundur dari pencalonan dan meminta para pembantunya untuk mulai menyusun surat yang dia posting pada Minggu sore.
Ketika Biden berkumpul dengan dua penasihat terdekatnya pada hari Sabtu, informasi yang mereka berikan hasil jajak pendapat. Ini disebut-sebut sebagai salah satu alasan Biden mundur.
Dilansir dari reuters, dalam pertarungan hipotetis head-to-head, Harris dan Trump sama-sama memperoleh dukungan sebesar 44% dalam jajak pendapat Reuters/Ipsos pada 15-16 Juli yang dilakukan segera setelah upaya pembunuhan terhadap Trump pada 13 Juli.
Trump unggul atas Biden dengan selisih 43% berbanding 41% dalam jajak pendapat yang sama, meskipun perbedaan 2 poin persentase tersebut tidak berarti mengingat margin kesalahan jajak pendapat tersebut sebesar 3 poin.
Dilansir dari skynews, Biden juga dikabarkan berbicara dengan Kamala Harris beberapa kali pada hari Minggu sebelum pengumuman tersebut, menurut sumber yang mengetahui percakapan tersebut.
Dia menyampaikan berita tersebut kepada tim seniornya pada pukul 13.45 hari Minggu, dan pengumuman mengejutkannya di media sosial datang hanya satu menit kemudian.
Jika Harris, 59, muncul sebagai calon presiden, dia akan menjadi perempuan kulit hitam pertama yang memimpin partai besar dalam sejarah AS. Seorang mantan jaksa agung California dan mantan senator AS, dia gagal mencalonkan diri sebagai presiden melawan Biden pada tahun 2020.
"Niat saya adalah mendapatkan dan memenangkan nominasi ini, kata Harris dalam sebuah pernyataan. “Saya akan melakukan segala daya saya untuk menyatukan Partai Demokrat dan mempersatukan bangsa kita untuk mengalahkan Donald Trump.” ujarnya/
Pejabat kampanye Harris, sekutu dan pendukungnya telah mulai melakukan seruan untuk mendapatkan dukungan delegasi untuk pencalonannya menjelang Konvensi Nasional Partai Demokrat di Chicago pada 19-22 Agustus, kata berbagai sumber.