Bisnis.com, JAKARTA – Filipina tengah mengembangkan bandara di sebuah pulau yang diduduki di Laut China Selatan (LCS), seiring dengan upaya untuk menegaskan klaim terhadap perairan yang tengah disengketakan dengan China.
Melansir Bloomberg, Kamis (18/7/2024), Kantor Komunikasi Presiden Ferdinand Marcos Jr. Pemerintah sedang menggelar pengadaan lahan lahan untuk perpanjangan landasan pacu bandara dalam Proyek Pengembangan Bandara Pulau Pag-asa.
Pag-asa adalah nama lokal dari Pulau Thitu di Kepulauan Spratly di Laut China Selatan, di mana China mengklaim pulau ini sebagai wilayahnya. Setelah selesai, proyek ini diharapkan dapat menyediakan moda perjalanan yang efisien dari dan ke pulau terpencil tempat tinggal warga sipil dan personil militer Filipina.
Rencana ini menunjukkan tekad Filipina untuk mempertahankan eksistensinya di perairan Laut China Selatan yang disengketakan. Di sisi lain, China terus mendorong klaimnya yang telah dipatahkan oleh keputusan arbitrase tahun 2016.
Filipina juga telah mengirimkan kapal-kapal ke wilayah sengketa tersebut, yang seringkali menyebabkan bentrokan dengan China.
Landasan pacu militer di pulau Balabac di provinsi Palawan di dekat Laut Cina Selatan juga hampir selesai dibangun. Balabac adalah salah satu dari empat lokasi baru yang dapat diakses oleh militer AS di bawah perjanjian pertahanan yang diperluas tahun lalu.
Baca Juga
"Kami sedang dalam tahap akhir pengerjaan landasan pacu militer Balabac, terutama karena Palawan akan memainkan peran besar dalam keamanan nasional," kata Marcos seperti dikutip Bloomberg.
Proyek-proyek infrastruktur ini merupakan salah satu prioritas di bawah pemerintahan Marcos dan merupakan bagian dari upaya untuk membuka wilayah selatan ibukota bagi investasi baru, memudahkan transportasi, dan memperkuat sektor pariwisata.