Bisnis.com, JAKARTA -- Proses penjaringan calon gubernur Jawa Tengah (Jateng) dimulai. Sejumlah lembaga survei telah menyaring nama tokoh yang secara statistik, bukan secara kapabilitas, memiliki elektabilitas cukup tinggi untuk memimpin provinsi yang sudah lama dikenal sebagai basis suara PDI Perjuangan (PDIP).
Rezim survei memang cenderung menyoroti figur-figur populer. Tidak ada ukuran yang pasti mengenai alasan sosok-sosok yang diangkat ke publik itu, misalnya, apakah tokoh yang disurvei itu memiliki kapabilitas untuk memimpin daerah atau nama yang muncul sekadar populer karena memiliki keluarga pejabat, dekat dengan pejabat tertentu, selebriti, atau bagian dari elite partai politik.
Terlepas dari pro kontra-nya, lembaga survei tetap menjadi acuan sejumlah pelaku politik untuk mengambil keputusan. Proses penentuan capres dan cawapres pada Pilpres 2014 sampai dengan 2024 lalu, misalnya, salah satunya mempertimbangkan elektabilitas tokoh politik. Tidak populer dan elektabilitas rendah kendati memiliki kapasitas untuk pemimpin praktis tidak akan dilirik oleh partai politik.
Lantas bagaimana dengan Pilkada di Jawa Tengah?
Menariknya, di Jawa Tengah, nama Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep menjadi sosok terpopuler untuk dipilih jika mencalonkan diri menjadi calon gubernur.
Hal itu terungkap dari hasil survei terbaru lembaga survei Indikator Politik Indonesia terhadap 800 orang responden di wilayah Jawa Tengah dengan margin of error 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen per tanggal 10-17 Juni 2024.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan dari 10 nama yang diajukan kepada 800 responden di Jawa Tengah, nama Kaesang Pangarep mendapatkan suara tertinggi sebesar 22,8 persen disusul Kapolda Jawa Tengah Irjen Polisi Ahmad Luthfi 18,7 persen dan Taj Yasin Maimoen 12,7 persen.
Baca Juga
"Kemudian nomor urut keempat Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul sebesar 9,1 persen dan kelima Dico Ganinduyo 6,5 persen," tuturnya di Jakarta, Minggu (7/6/2024).
Selanjutnya, menurut Burhanuddin, nomor urut keenam dipegang oleh Sudaryono yaitu 4,0 persen, M. Yusuf Chudlori 3,5 persen, lalu Hendrar Prihadi 2,5 persen dan Abdul Wachid 2,2 persen serta Sudirman Said 1,7 persen.
"Sementara itu responden yang tidak tahu atau tidak menjawab ada 16,4 persen," kata Burhanuddin.
Tarung Eks Panglima Vs Kapolri
Di sisi lain, Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Utut Adianto mengungkapkan pihaknya ingin mengadu Kapolda Jawa Tengah (Jateng) Irjen Pol. Ahmad Luthfi dengan mantan Panglima TNI Andika Perkasa dalam Pilkada Jateng 2024.
Utut mendengar bahwa Ahmad Luthfi akan diusung sebagai bakal calon gubernur Jateng 2024. PDIP, lanjutnya, merasa sosok Andika Perkasa akan menjadi lawan yang layak untuk melawan Luthfi.
"Di sebelah sana Pak Kapolda sudah maju, tentunya Pak Luthfi ya. Nah kalau Pak Andika mau maju, paling enggak memberi rasa aman di antara para kader se-Jawa Tengah," jelas Utut di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (3/7/2024).
Wakil ketua Komisi I DPR ini menjelaskan, memang banyak kader PDIP lainnya yang punya basis di Jateng seperti Ketua DPD PDIP Jateng Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul dan mantan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.
Meski demikian, lanjutnya, para kader PDIP di Jateng akan merasa lebih yakin apabila yang bertarung merupakan dua mantan pimpinan institusi keamanan.
"Tetapi dalam kontestasi positif loh, bukan membenturkan institusi [Polri vs TNI]. Begini, begini begini, enggak, karena [pilkada] sudah masuk ranah sipil. Kalau sudah ranah sipil, ini kontestasi," ujar Utut.
Di samping itu, Utut menegaskan pengurus pusat PDIP belum memutuskan siapa nama bakal calon gubernur yang akan diusung partai dalam ajang Pilkada Jateng 2024. Menurutnya, PDIP masih terus menggodok nama-nama yang ada.
Sebagai informasi, Ahmad Luthfi memang digadang-gadang akan maju sebagai bakal calon gubernur Jateng 2024 usai diusung oleh Partai Amanat Nasional (PAN). Sementara itu, Andika Perkasa juga sudah resmi menjadi kader PDIP sejak tahun lalu.