Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

46.000 Bisnis di Israel Bangkrut Sejak Serangan 7 Oktober

Sebanyak 46.000 bisnis di Israel terpaksa tutup imbas perang berkepanjangan di Gaza dan diperkirakan bisnis yang akan tutup hingga akhir 2024 mencapai 60.000
Tentara Israel berjalan di dekat tank di tengah konflik Israel dan Hamas di dekat Perbatasan Israel-Gaza, di Israel selatan, 9 Mei 2024./Reuters
Tentara Israel berjalan di dekat tank di tengah konflik Israel dan Hamas di dekat Perbatasan Israel-Gaza, di Israel selatan, 9 Mei 2024./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Perekonomian Israel mulai menunjukkan tanda kemerosotan sejak melakukan serangan kepada Palestina pada 7 Oktober 2023.

Mengutip The Cradle, Sabtu (13/7/2024), perusahaan manajemen risiko Israel, CofaceBdi, memperkirakan bahwa 60.000 bisnis diperkirakan akan ditutup pada akhir 2024.

Menurut surat kabar Ibrani Maariv, sampai 10 Juli 2024, ada sebanyak 46.000 bisnis Israel terpaksa tutup akibat perang yang sedang berlangsung dan dampak buruknya terhadap perekonomian, dan merujuk pada Israel sebagai 'negara yang sedang dalam kehancuran.' 

Angka tutupnya usaha tersebut sangat tinggi dan mencakup banyak sektor. Sekitar 77% dari bisnis yang telah ditutup sejak awal perang, yang mencakup sekitar 35.000 bisnis, adalah bisnis kecil dengan lima karyawan, dan merupakan yang paling rentan dalam perekonomian.

CEO Coface Yoel Amir menambahkan dalam laporan tersebut bahwa industri yang paling rentan adalah industri konstruksi, dan sebagai akibatnya seluruh ekosistem yang beroperasi di sekitarnya seperti industri keramik, AC, aluminium, bahan bangunan, dan banyak lagi.

"Semuanya mengalami kerusakan parah,” ujarnya.

Sektor perdagangan juga sangat terkena dampaknya. Ini mencakup sektor jasa dan industri termasuk fesyen, furnitur, peralatan rumah tangga, hiburan, transportasi, dan pariwisata. 

"Israel berada dalam situasi di mana hampir tidak ada pariwisata asing. Kerusakan terhadap dunia usaha terjadi di seluruh negeri, dan hampir tidak ada sektor yang tidak terkena dampaknya," imbuh Yoel.

Kerugian besar juga termasuk dialami sektor pertanian, yang sebagian besar berbasis di wilayah selatan dan utara, keduanya kini menjadi zona tempur aktif.

CEO Coface memperkirakan bahwa 60.000 bisnis Israel diperkirakan akan ditutup pada akhir 2024. 

Selain perang dengan Palestina, operasi maritim tentara Yaman juga berkontribusi terhadap jatuhnya perekonomian Israel. Pendapatan di pelabuhan-pelabuhan utama, seperti pelabuhan di bagian selatan Eilat, telah anjlok secara signifikan.

Pada bulan-bulan terakhir 2023, produk domestik bruto (PDB) Israel juga anjlok hampir 20%. Selain itu, ancaman eskalasi dengan Hizbullah juga menimbulkan ketakutan di Israel bahwa perang besar-besaran dengan kelompok perlawanan Lebanon akan menjerumuskan perekonomian ke jurang yang lebih dalam. 

Hizbullah telah menunjukkan melalui video peringatan baru-baru ini bahwa mereka bakal menyerang infrastruktur energi seperti kilang minyak dan tangki gas.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper