Bisnis.com, JAKARTA — Israel menyatakan akan menolak revisi atau tanggapan Hamas pada proposal kesepakatan gencatan senjata yang diajukan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden
Israel percaya bahwa Hamas pada dasarnya menolak rencana usulan Biden untuk melakukan gencatan senjata di Gaza tersebut.
Ynet, media Israel, melaporkan bahwa Hamas menanggapinya dengan membuat perubahan pada semua ketentuan dalam proposal awal.
“Artinya jelas: Ini adalah penolakan terhadap usulan Biden,” tulis situs tersebut mengutip salah satu sumber.
Menurut Ynet, mediator Qatar memberi pengarahan kepada Direktur Mossad David Barnea mengenai tanggapan Hamas pada Selasa malam (11/6/2024).
Ynet melaporkan, mengutip seorang pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya, bahwa Hamas membuat perubahan signifikan terhadap proposal tersebut, meskipun Biden telah memperingatkan bahwa Hamas harus menerima dokumen tersebut dalam bentuk aslinya.
Baca Juga
Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby sebelumnya mengatakan bahwa Washington telah menerima dan mempelajari tanggapan Hamas terhadap usulan gencatan senjata di Gaza tersebut.
Sementara itu, pejabat senior Hamas Osama Hamdan telah mengkonfirmasi laporan bahwa Hamas telah menyerahkan tanggapannya atas proposal yang diajukan Presiden AS Biden kepada mediator Mesir dan Qatar.
“Kami telah menyerahkan beberapa komentar kami terhadap inisiatif tersebut kepada mediator,” katanya kepada saluran televisi Al Mayadeen.
Meski begitu, belum lama ini Israel menyatakan telah membebaskan 50 warga Palestina dari penjaranya.
Menurut saluran TV tersebut, mereka dibebaskan melalui penyeberangan Zikim yang terletak di sebelah barat kota Beit Lahia di Jalur Gaza Utara dan dipindahkan ke rumah sakit Kamal Adwan.
Menurut data terbaru Komisi Palestina untuk Urusan Tahanan, lebih dari 9.100 warga Palestina telah ditahan oleh militer Israel di Tepi Barat sejak 7 Oktober 2023.