Bisnis.com, JAKARTA – Israel membantai ratusan warga Gaza yang berlindung di Kamp Pengungsian Nuseirat, Jalur Gaza, Palestina. Aksi pembantaian itu dilakukan militer Israel di dari Sabtu hingga hari ini, Minggu (9/6/2024).
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan bahwa serangan melalui udara, darat, dan laut ke wilayah kamp pengungsian Nuseirat itu telah membunuh setidaknya 226 orang dan melukai lebih dari 400 orang lainnya.
“Masih ada banyak mayat dan korban luka-luka yang tergeletak di jalanan,” kata seorang juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza sebagaimana dikutip dari Al-Jazeera, Minggu (9/6/2024).
Lebih lanjut, tenaga medis yang bertugas Rumah Sakit Al-Aqsa juga menggambarkan kengerian kondisi korban serangan tersebut.
Tanya Haj-Hassan, seorang dokter perawatan intensif dari Doctors Without Borders (MSF), menggambarkan bahwa situasi di tempatnya bekerja dipenuhi dengan genangan darah dari para korban yang mencari bantuan.
“Keadaannya sangat kacau dan ada begitu banyak pasien yang jumlahnya jauh melebihi kemampuan layanan kesehatan untuk merawat mereka," ujarnya.
Baca Juga
Tindakan biadab Israel ini menuai kecaman dunia internasional. Uni Eropa, melalui Kepala Kebijakan Luar Negeri Josep Borrell, mendesak agar Israel menghentikan pembantaian terhadap warga sipil Palestina.
Selain itu, dia juga meminta agar usulan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden segera diterapkan demi tercapainya gencatan senjata permanen dan di Jalur Gaza.
Di sisi lain, dalam sebuah pernyataan singkat, militer Israel berkilah bahwa pasukannya menargetkan serangan ke infrastruktur Hamas yang ada di Nuseirat.
Pasukan negara pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu ini juga mengumumkan telah menyelamatkan empat tawanan Hamas berbarengan dengan serangan tersebut.
“Keempat orang tersebut berada dalam kondisi medis yang baik,” kata perwakilan militer Israel dalam keterangannya.