Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proposal Israel Berbeda dengan Tawaran AS, Hamas Tolak Gencatan Senjata di Gaza

Hamas memberi tanda-tanda akan menolak usulan terbaru Israel mengenai pembebasan sandera dan perjanjian gencatan senjata.
Seorang pejuang Palestina dari sayap bersenjata Hamas mengambil bagian dalam parade militer untuk menandai peringatan perang tahun 2014 dengan Israel, dekat perbatasan di Jalur Gaza tengah, 19 Juli 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa/File Foto
Seorang pejuang Palestina dari sayap bersenjata Hamas mengambil bagian dalam parade militer untuk menandai peringatan perang tahun 2014 dengan Israel, dekat perbatasan di Jalur Gaza tengah, 19 Juli 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa/File Foto

Bisnis.com, JAKARTA - Hamas memberi tanda-tanda akan menolak usulan terbaru Israel mengenai pembebasan sandera dan perjanjian gencatan senjata di Gaza, Palestina.

Para pejabat Hamas menegaskan kembali desakan mereka bahwa perjanjian apapun harus menjamin berakhirnya perang di Gaza. 

Sumber keamanan Mesir mengatakan bahwa pembicaraan yang melibatkan mediator Qatar, Mesir, dan AS yang bertujuan untuk mencapai gencatan senjata saat ini masih berlangsung, namun belum menunjukkan tanda-tanda terobosan. 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al-Ansari mengatakan bahwa Hamas belum memberikan tanggapannya kepada mediator, dan Qatar, Mesir, serta AS.

Berdasarkan Wall Street Journal, pemimpin Hamas Yahya Sinwar mengatakan kepada mediator Arab bahwa Hamas tidak akan mengalah dari tuntutan gencatan senjata permanen, dan tidak akan setuju untuk melucuti senjata sebagai bagian dari kesepakatan apapun.

“Hamas tidak akan menyerahkan senjatanya atau menandatangani proposal yang meminta hal itu,” kata Sinwar, dilansir Times of Israel, pada Sabtu (8/6/2024). 

Adapun, pembicaraan dimulai ketika Direktur CIA William Burns bertemu dengan pejabat senior dari Qatar dan Mesir di Doha pada Rabu lalu, untuk membahas proposal yang didukung secara terbuka oleh Biden, pada pekan lalu. Biden menggambarkan rencana tiga fase tersebut sebagai inisiatif Israel.

Sumber Mesir mengungkap bahwa pembicaraan di Qatar bertujuan untuk menemukan formula yang dapat meyakinkan Hamas atas jaminan yang akan menghasilkan gencatan senjata di Jalur Gaza dan penarikan penuh Israel dari wilayah tersebut. 

Pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan bahwa meskipun menyambut baik usulan proposal Biden, tetapi proposal terbaru itu tidak menyatakan penghentian agresi atau penarikan diri. 

“Dokumen-dokumen Israel berbicara tentang negosiasi terbuka tanpa batas waktu, dan ini berbicara tentang tahap di mana pendudukan kembali menyandera dan melanjutkan perang. Kami telah mengatakan kepada para mediator bahwa proposal seperti itu tidak dapat kami terima,” katanya. 

Dia mengatakan bahwa Hamas masih berkomitmen terhadap proposalnya pada 5 Mei lalu yang menyatakan bahwa kelompoknya akan mempertahankan kendali atas Jalur Gaza dan pada akhirnya membebaskan sejumlah kecil sandera sebagai ganti ratusan teroris yang dipenjara. 

Menurut Hamas, tawaran Israel secara fundamental berbeda dari proposal yang diumumkan Biden pada Jumat lalu. 

Dokumen tersebut mengatakan bahwa tawaran Israel tidak menjamin gencatan senjata permanen, dan memungkinkan Israel untuk memulihkan para tahanan yang berkepentingan, kemudian melanjutkan perang pemusnahan terhadap rakyat Palestina. 

Adapun dalam upaya untuk memecahkan kebuntuan yang berkepanjangan dalam negosiasi, Biden mengumumkan beberapa rincian proposal terbaru Israel, sebuah langkah yang sangat mengejutkan Israel, pada pekan lalu. 

Menurut media Asharq, Hamas mengatakan dalam memorandum tersebut bahwa mereka pada awalnya menyambut baik usulan Biden itu, karena usulan tersebut memberikan landasan yang diperlukan untuk mencapai kesepakatan yang mencapai gencatan senjata permanen, penarikan tentara pendudukan dari Jalur Gaza, aliran bantuan dalam jumlah besar, pemulangan pengungsi, rekonstruksi, dan pertukaran tahanan.

Hamas menambahkan bahwa mereka siap menerima perjanjian apapun yang menjamin tuntutan tersebut, dan tidak akan menerima perjanjian apapun yang tidak secara eksplisit menetapkan gencatan senjata permanen.

Selain itu, Hamas juga bersikeras agar Biden memastikan bahwa Israel menerima persyaratan yang tercantum dalam pidatonya di Gedung Putih.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper