Bisnis.com, JAKARTA — CEO Tesla, Elon Musk, terancam tak digaji oleh perusahaan mobil listrik miliknya sendiri senilai US$56 miliar atau sekitar Rp898 triliun.
Hal itu setelah pemegang saham Tesla Inc. didesak oleh perusahaan penasehat proksi (proxy advisory firm) untuk menolak proposal gaji dan bonus CEO Elon Musk senilai US$56 miliar atau setara Rp898 triliun.
Dilansir dari Bloomberg, Minggu (26/5/2024), Glass Lewis & Co. membuat rekomendasi tersebut dalam sebuah laporan yang dirilis pada Sabtu (25/5/2024), dengan menyebutkan nilai tersebut berlebihan.
Rekomendasi yang diberikan kepada para pemegang saham institusional Tesla ini bisa mempengaruhi keputusan pemberian paket gaji kepada Elon Musk pada rapat tahunan yang diselenggarakan pada 13 Juni 2024.
Berapa gaji Elon Musk di Tesla?
Elon Musk menghasilkan sekitar US$656 per detik atau sekitar Rp10,53 juta, menurut CoinCodex. Perkiraan ini berasal dari perkiraan kekayaan bersih Musk yang dilaporkan sebesar US$205,2 miliar pada Januari 2024.
Penghasilan Musk hampir mencapai US$40.000 per menit, hampir setara dengan upah penuh waktu tahunan di AS sebesar US$53.490.
Baca Juga
Artinya Musk memperoleh gaji pekerja pada umumnya selama setahun hanya dalam satu menit, dan hanya membutuhkan waktu seminggu untuk mencapai pendapatan sembilan digit.
Namun, sebagian besar kekayaan Musk terikat pada perusahaannya, sehingga membuat situasi keuangannya menjadi rumit.
Musk, yang juga memiliki perusahaan penyedia jasa internet Starlink, mengandalkan kepemilikan saham untuk pendapatan utamanya, tidak seperti gaji atau bonus tunai tradisional. Meskipun hal ini dapat mengakibatkan pembayaran pajak penghasilan yang lebih rendah, hal ini juga berarti dia tidak bisa begitu saja melikuidasi asetnya.
Peraturan yang ketat mengharuskan Musk untuk mengungkapkan rencana penjualan sahamnya terlebih dahulu. Hal ini menimbulkan implikasi terhadap kepercayaan masyarakat terhadap perusahaannya dan pengaruhnya terhadap perusahaan tersebut.
Musk mempertahankan keunggulan kekayaannya, berada di posisi ketiga orang terkaya dunia, berbalapan dengan pendiri Amazon, Jeff Bezos. Musk memiliki beragam portofolio usaha, termasuk Tesla, SpaceX, Twitter, Neuralink, dan The Boring Company.
Sebagian besar kekayaan bersih Elon didasarkan pada nilai-nilai yang dirasakan perusahaannya, yang dapat berfluktuasi secara drastis seiring berjalannya waktu.
Contoh sebelumnya, kekayaan bersih Musk menurun sekitar US$9 miliar setelah membeli Twitter. Meskipun kekayaan bersihnya saat ini diperkirakan mencapai US$197,3 miliar, dia sempat memiliki kekayaan yang mengejutkan sebesar $340 miliar pada November 2021.