Bisnis.com, JAKARTA – Student loan atau sistem pinjaman yang memungkinkan mahasiswa mendapatkan dana untuk pendidikan dinilai bukanlah solusi untuk mengatasi kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) yang belakangan ini kembali menjadi polemik.
Hal tersebut diungkapkan oleh pengamat pendidikan dari Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi Universitas Negeri Semarang (Unnes), Edi Subkhan.
Menurutnya, sistem student loan lebih banyak berdampak negatif bagi mahasiswa maupun negara. Dia mencontohkan penerapan student loan di Amerika Serikat (AS).
“Student loan itu lebih banyak negatifnya, dan terbukti akhirnya menjadi beban negara karena gagal bayar, termasuk di Amerika Serikat sendiri,” katanya saat dihubungi Bisnis, Sabtu (25/5/2024).
Menurutnya, mahasiswa yang mengikuti skema student loan akan memiliki beban ganda untuk membayar utang dan bunga pinjaman tersebut ketika kelak lulus kuliah.
Pasalnya, usai lulus, mereka dituntut untuk segera bekerja. Di samping membayar utang biaya pendidikan, penghasilan dari para lulusan itu mesti dipecah untuk kebutuhan harian dan bulanan, lebih lagi bagi mereka yang menanggung hidup anggota keluarga lainnya.
Baca Juga
“Begitu mahasiswa yang ikut skema student loan lulus, bebannya ekonominya ganda, untuk diri dan keluarga, juga otomatis bayar utang. Potensi untuk mengangkat kondisi ekonomi keluarga tipis sekali,” pungkas Edi.
Berdasarkan catatan Bisnis, pemerintah sempat menjajaki pembahasan pinjaman khusus mahasiswa atau student loan bersama dewan pengawas (dewas) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) pada awal tahun ini. Pembahasan tersebut berangkat dari banyaknya mahasiswa yang membutuhkan bantuan pinjaman, salah satunya untuk membayar kuliah.
Beberapa hari lalu, Komisi X DPR RI juga menyinggung rencana penerapan student loan untuk mengatasi biaya UKT mahasiswa yang mahal.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengatakan bahwa program tersebut saat ini masih dalam tahap pembahasan secara internal. Menurutnya, penerapan student loan itu masih perlu pembahasan yang cukup panjang dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
"Untuk saat ini masih dibahas secara internal, belum ada detail yang cukup rinci untuk bisa diumumkan. Saat ini masih wacana tingkatnya untuk membahas mengenai student loan dan itu masih perlu pembahasan yang cukup panjang dengan Kementerian Keuangan. Saat ini, belum ada keputusan atau detail yang cukup untuk bisa saya umumkan sekarang, baru tahapan diskusi," katanya di Komisi X DPR RI, dikutip Kamis (23/5/2024).