Bisnis.com, JAKARTA - Turbulensi parah yang dialami oleh pesawat Singapore Airlines pada Selasa (21/5/2024) mengakibatkan puluhan penumpangnya luka-luka.
Keadaan parah bahkan membuat seorang penumpang meninggal dunia di dalam pesawat. Ia adalah penumpang berusia 73 tahun bernama Geoff Kitchen.
Mengutip BBC, setidaknya 46 penumpang dan 2 awak kabin masih mendapat perawatan intensif di rumah sakit di Bangkok.
Seorang penumpang pesawat mengatakan bahwa mereka merasakan pesawat itu jatuh secara tiba-tiba, dan penumpang lain yang tidak mengenakan sabuk pengaman "segera meluncur ke langit-langit".
Kemudian 22 orang dari penerbangan tersebut mengalami cedera tulang belakang, sementara enam orang berada dalam kondisi kritis dengan luka yang mengancam jiwa, kata Direktur Rumah Sakit Samitivej Srinakarin Adinun Kittiratanapaibool.
Di antara mereka yang kini dirawat di rumah sakit, terdapat 6 cedera tengkorak dan otak, 13 kondisi otot dan jaringan lunak, serta cedera tulang belakang dan sumsum tulang belakang.
Baca Juga
17 orang telah menjalani operasi, 9 di antaranya terkait dengan cedera tulang belakang, kata Dr Adinun.
Dokter menambahkan, anak berusia dua tahun itu dirawat karena gegar otak. Mereka yang dirawat antara lain 10 warga Inggris, 9 warga Australia, 7 warga Malaysia, dan 4 warga Filipina. Pasien tertua berusia 83 tahun.
Pengakuan Penumpang Warga Australia
Pria asal Adelaide bernama Keith Davis dan istrinya yang terluka parah telah dikunjungi oleh kepala maskapai penerbangan di sebuah rumah sakit di Bangkok, saat mereka mencari evakuasi medis ke Australia.
Sebelumnya pada Kamis (23/5/2024), Davis mengatakan kepada wartawan bahwa dia "tidak memiliki informasi dan berada dalam ketidakpastian".
Davis mengatakan mungkin perlu waktu berminggu-minggu sebelum istrinya Kerry, yang menderita cedera tulang belakang karena terlempar ke pintu bagasi, bisa terbang pulang.
"Dia langsung terjatuh ke lorong dan sejak saat itu, dia tidak bergerak. Selama sisa penerbangan dia (istri) tidak berpindah sama sekali. Benar-benar mengerikan,"
Dalam sebuah pernyataan, maskapai tersebut mengatakan telah mengatur perjalanan anggota keluarga mereka ke Bangkok.
Pihak maskapai kemudian meminta maaf kepada Keith Davis dan istrinya, dan memberikan bantuan serta dukungan yang diperlukan saat ini.