Bisnis.com, BADUNG - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap kelanjutan wacana hilirisasi rumput laut jadi proyek strategis nasional (PSN).
Luhut menjelaskan, penyematan cap PSN pada hilirisasi rumput laut ini dinilai perlu dilakukan karena bakal berdampak positif pada roda perekonomian Indonesia.
"Kita mau bikin ini [hilirisasi rumput laut jadi PSN], karena ini menurut hitungan tim riset saya, kalau ini kita bikin 1,2 juta hektare secara bertahap itu kita bisa mempekerjakan langsung hampir 1 juta orang. Apalagi secara tidak langsung, bisa berapa banyak [pekerjanya]. Jadi, menurut saya ini satu terobosan yang selama ini kurang kita perhatikan," tuturnya saat ditemui di Merusaka Hotel, Rabu (22/5/2024).
Di samping iitu, Luhut mengungkap, rencana hilirisasi rumput laut ini diwacanakan jadi PSN sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dirinya juga mengaku telah menyampaikan rencana keseriusan pemerintah menggarap sektor hilirisasi rumput laut tersebut kepada presiden terpilih periode 2024 - 2029 yakni Prabowo Subianto.
"Sekarang Pak Jokowi sudah perintahkan saya waktu itu tapi sekarang baru kelihatan buahnya setelah beberapa lama, dan kami laporkan pada presiden terpilih. Beliau juga dengan cepat respon, karena beliau komitmen untuk meneruskan," tuturnya.
Baca Juga
Sejalan dengan hal itu, Luhut memastikan tak keberatan bila harus mendampingi Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk mengembangkan hilirisasi rumput laut.
"[Apakah jadi PSN di Pemerintahan Prabowo], Gampang itu nanti kita dampingin, ya strategis lah kan menciptakan lapangan kerja jutaan gitu ya," pungkasnya.
Untuk diketahui sebelumnya, program pengembangan rumput laut ini akan dilaksanakan di sejumlah wilayah seperti Nusa Tenggara Barat (NTB), Maluku, dan Sulawesi.
Pemerintah juga saat ini telah menggandeng tim riset asal India Institute Technology untuk mempelajari dan melakukan riset mengenai industri rumput laut.
Adapun, masa panen rumput laut yang tergolong cepat menjadi salah satu alasan pemerintah untuk mengembangkan budidaya komoditas ini, di samping kegunaannya yang cukup beragam mulai dari kosmetik hingga agar-agar.