Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Israel Serang Rafah, Netanyahu: Kami Akan Berjuang Sendiri Meski Tanpa Bantuan AS

PM Israel Benjamin Netanyahu melontarkan nada menantang kepada Joe Biden setelah AS menahan pengiriman bom sebagai peringatan untuk tidak menginvasi Rafah.
Presiden AS Joe Biden (kiri) bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan) untuk membahas konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Tel Aviv, Israel, Rabu, 18 Oktober 2023./Reuters
Presiden AS Joe Biden (kiri) bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan) untuk membahas konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Tel Aviv, Israel, Rabu, 18 Oktober 2023./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melontarkan nada menantang kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden setelah Washington menahan pengiriman bom sebagai peringatan untuk tidak menginvasi kota Rafah di Gaza selatan.

Melalui media sosial X, Netanyahu melontarkan pernyataan bahwa Israel akan berdiri dan berjuang sendiri meskipun tanpa bantuan dari sekutu utamanya tersebut.

”Jika kami harus berdiri sendiri, kami akan berdiri sendiri, berjuang mati-matian," ungkap Netanyahu di X, seperti dilansir Reuters, Jumat (10/5/2024).

Saatr berbincang dengan Phil McGraw, pembawa acara bincang-bincang Dr. Phil Primetime, Netanyahu bersikap agak lunak dengan mengatakan dirinya telah mengenal Joe Biden selama lebih dari 40 tahun.

"Kami sering memiliki kesepakatan, namun kami juga memiliki perbedaan pendapat dan kami mampu mengatasinya. Saya harap kita bisa mengatasinya sekarang,” ungkapnya dalam acara yang disiarkan Merit Street Media.

Netanyahu mengatakan Israel harus masuk ke Rafah untuk menghabisi batalion-batalion Hamas yang tersisa. Dia mengatakan Hamas akan "membunuh lagi dan lagi" jika dibiarkan bertahan di Rafah.

"Kita harus meraih kemenangan. Itu berarti kami harus menghancurkan semua batalion ini, dan kami akan melakukannya. Kami menghadapi perlawanan yang sangat kuat untuk itu, tapi kami akan mengatasinya,” jelasnya.

Netanyahu mengatakan bahwa Israel akan melakukan yang terbaik untuk memastikan warga sipil meninggalkan Rafah yang kini dihuni lebih dari satu juta orang untuk berlindung sebelum serangan dilakukan.

Ia juga mengkritik demonstrasi pro-Palestina di kampus-kampus AS, dengan mengatakan bahwa para pengunjuk rasa mendukung genosida, dan menambahkan bahwa hal tersebut mencerminkan kondisi pendidikan tinggi AS yang memprihatinkan.

Pada Rabu, Biden mengatakan bahwa ia akan menghentikan pengiriman tambahan senjata ke Israel jika negara itu melancarkan invasi darat ke Rafah, dan mengecam potensi jatuhnya korban jiwa sipil sebagai hal yang sangat tidak benar.

"Kami akan terus memastikan Israel aman dalam hal Iron Dome dan kemampuan mereka untuk merespons serangan yang muncul dari Timur Tengah baru-baru ini. Tapi [serangan] itu salah. Kami tidak akan memasok senjata dan peluru artileri,” kata Biden dalam wawancara dengan CNN International

Seperti Netanyahu, para pejabat AS mengikuti kritik tajam dengan pernyataan yang lebih mendamaikan pada hari Kamis.

Para pejabat Gedung Putih menegaskan bahwa AS mendukung sekutunya sambil mendesak Netanyahu untuk menahan diri dari serangan yang dapat memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza.

Juru bicara Gedung Putih John Kirby menegaskan bahwa pemerintah AS menghentikan sementara, namun tidak membatalkan pengiriman sekitar 3.500 bom, yang menurutnya terbatas pada amunisi tertentu yang dapat menambah jumlah korban jiwa di Gaza.

"Argumen bahwa entah bagaimana kami akan meninggalkan Israel terbang di hadapan fakta-fakta yang ada," kata Kirby kepada para wartawan.

Para pejabat AS pada awalnya berencana untuk menjelaskan kepada pemerintah Israel secara pribadi bahwa AS bermaksud untuk menghentikan sementara pengiriman bom, dalam rangka meningkatkan tekanan terhadap Netanyahu - tetapi tidak akan menindaklanjutinya kecuali jika terjadi serangan besar ke daerah perkotaan Rafah.

Namun rencana itu digagalkan ketika para pejabat Israel membocorkannya, menurut sumber yang mengetahui situasi tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper