Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) RI Ma’ruf Amin menyambut baik atas penambahan kuota haji untuk Indonesia sebanyak 20.000 jemaah, sehingga kuota untuk tahun ini menjadi 241.000 jemaah kepada Pemerintah Arab Saudi .
Terkait pelaksanaan ibadah haji tahun 2024, Wapres Ke-13 RI itu juga menyampaikan penghargaan yang tinggi adanya langkah layanan fast track “Mecca Route” untuk Jemaah haji Indonesia.
Hal ini disampaikannya usai menerima Kunjungan Kehormatan (Courtesy Call) Menteri Haji dan Umroh Kerajaan Arab Saudi Tawfiq bin Fauzan Al-Rabiah, di Istana Wapres, Jalan Merdeka Selatan No.6, Jakarta Pusat, Selasa (30/4/2024).
“Saya berharap Pemerintah Arab Saudi dapat kembali memberikan tambahan kuota Haji untuk musim-musim Haji berikutnya,” ucapnya.
Lebih jauh, Wapres juga mengapresiasi layanan fast track Mecca Route untuk Jemaah haji Indonesia yang saat ini sedang dirampungkan kedua negara. Bahkan Tim Persiapan Mecca Route dari Arab Saudi telah berkunjung ke Indonesia pada Februari 2024 untuk meninjau persiapan pelayanan di beberapa Bandara seperti Jakarta, Surabaya, dan Surakarta.
“Saya juga mengapresiasi kerja keras Yang Mulia dan Pemerintah Arab Saudi dalam meningkatkan pelayanan dan kenyamanan bagi para jemaah haji. Khusus bagi Jemaah Indonesia,” ungkapnya.
Baca Juga
Apa Itu Fast Track?
Untuk diketahui, fast track merupakan fasilitas preclearance atau pemeriksaan dokumen jamaah haji oleh Keimigrasian Pemerintah Arab Saudi. Fast track ini dapat dilakukan di beberapa bandara seperti Jakarta, Surabaya, dan Surakarta. Hal itu bertujuan mempermudah calon jamaah haji saat tiba di Jeddah agar tidak dilakukan lagi pemeriksaan dokumen terkait.
“Saya minta Menteri Agama RI untuk terus berkoordinasi dengan pihak Arab Saudi, agar program ini berjalan baik,” pintanya.
Dalam kesempatan tersebut, orang nomor dua di Indonesia itu juga menyampaikan komitmen Pemerintah Indonesia yang juga telah melakukan sejumlah persiapan dan koordinasi guna memastikan kondisi kesehatan jemaah Haji asal Indonesia dengan mengacu pada ketentuan Pemerintah Arab Saudi.
“Kami mohon dukungan dari Yang Mulia dan Pemerintah Arab Saudi untuk menjamin pelindungan Jemaah asal Indonesia, serta kelancaran dalam melaksanakan ibadah Haji. Saya berharap, kerja sama kedua negara di bidang pelayanan Haji dan Umrah dapat makin ditingkatkan,” jelas Ma’ruf.
Menanggapi hal tersebut, Menteri yang telah dua kali berkunjung ke Indonesia ini menyatakan bahwa permintaan untuk penambahan kuota di masa mendatang akan dilakukan pengkajian dan studi bersama semua pihak yang terkait untuk menentukan keputusan pada masa mendatang.
Untuk pelayanan fast track, Menteri Haji dan Umroh Kerajaan Arab Saudi Tawfiq bin Fauzan Al-Rabiah mengungkapkan bahwa Pemerintah Arab Saudi berupaya memberikan pelayanan terbaik. Apalagi Indonesia merupakan negara yang paling banyak mengirim jemaah haji di dunia.
“Terkait dengan proyek “Route to Mecca”, kami perkirakan ada sekitar 120.000 jemaah haji yang akan menggunakan fasilitas ini, dan ini akan menjadi angka tertinggi jemaah haji yang menggunakan fasilitasi “Route to Mecca” Project dibanding dari negara-negara yang lainnya,” ungkapnya.
Selain itu, Tawfiq menambahkan, penyelesaian visa juga dilakukan lebih awal dan akan rampung seluruhnya pada minggu yang akan datang.
“Kami telah menyelesaikan kurang lebih sekitar 110.000.000 visa Haji dan direncanakan penyelesaian seluruh visa sisanya dalam jangka satu pekan ke depan, dan ini merupakan satu capaian yang belum pernah ada sebelumnya,” ungkap Tawfiq.
Dia melanjutkan bahwa pada tahun ini pemerintahannya dapat mempersiapkan persiapan haji sedini mungkin.
Bahkan, mengenai perlindungan Jemaah Haji Indonesia, Tawfiq mengungkapkan, rata-rata angka kematian atau meninggalnya jamaah haji Indonesia kurang lebih 3 kali lipat dibanding jemaah yang lainnya.
Di sisi lain, dia juga menyoroti terkait dengan rata-rata angka kematian yang cukup tinggi. Menurutnya, hal itu mungkin karena disebabkan dengan angka usia yang terlalu tinggi dari jemaah haji Indonesia.
“Sebagaimana yang mulia ketahui bahwasanya ibadah haji merupakan ibadah yang sangat berat dan di sana musimnya berganti-ganti begitu cepat, karena itu kami mengharapkan agar adanya satu kesadaran bagi para jemaah haji untuk bekerjasama dengan baik dengan otoritas kesehatan yang menangani mereka,” jelasnya.
Oleh sebab itu, Tawfiq menuturkan bahwa Pemerintah Arab Saudi telah berkoordinasi, baik dengan Kementerian Agama maupun Kementerian Kesehatan Indonesia untuk meningkatkan perlindungan Jemaah Haji Indonesia.
“Karena itu pada hari ini barusan saja kami telah mendiskusikan mengenai persoalan ini dengan Menteri Agama Indonesia dan dengan Menteri Kesehatan Indonesia kurang lebih 4 bulan yang lalu. Kami ingin menjelaskan bahwasanya kami sangat berkeinginan sekali untuk meningkatkan keselamatan dan perlindungan jamaah haji Indonesia,” tambahnya.
Selain pelaksanaan ibadah haji, kepada awak media, Tawfiq menjelaskan tentang pelayanan ibadah umrah bagi Jemaah Indonesia.
“Bahwasannya pada tahun 1445 Hijriah ini jumlah jemaah umrah yang datang dari Indonesia sangat besar sekali, yaitu lebih dari 1.200.000 orang. Pada tahun ini kami juga merencanakan untuk memberikan izin masuk bagi jemaah umrah ke Arab Saudi lebih cepat, yaitu mulai tanggal 14 Dzulhijjah, begitu lepas selesai ritual Haji kami segera membuka masuknya jemaah umroh dari Indonesia mulai tanggal 14 Dzulhijjah,” pungkas Tawfiq