Bisnis.com, JAKARTA – Tentara Israel dikabarkan menyerang kota Isfahan, pusat pengembangan reaktor nuklir Iran, Jumat (19/4/2024) pagi ini.
Seperti dikutip dari Aljazeera, kantor berita Fars Iran melaporkan bahwa ledakan terdengar di dekat bandara di kota Isfahan tengah. Namun, belum diketahui pasti pusat ledakan di kota yang menjadi pusat pengembangan nuklir Iran itu.
“Penyebab suara-suara ini masih belum diketahui, dan penyelidikan terus dilakukan hingga rincian pasti dari insiden tersebut ditentukan,” kata kantor berita tersebut seperti dikutip Reuters.
Menurut otoritas Navigasi Udara dan Bandara Iran, mereka telah menangguhkan penerbangan di beberapa wilayah termasuk di bandara Teheran, Isfahan dan Shiraz.
Kantor berita milik pemerintah Iran melaporkan bahwa rudal pertahanan udara juga telah diaktifkan. Iran telah menembakkan baterai pertahanan udara di beberapa provinsi.
Sementara itu, juru bicara badan antariksa Iran, seperti dikutip di Al Jazeera Arab, mengatakan sejumlah drone kecil telah ditembak jatuh. Namun, tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai asal drone tersebut.
Baca Juga
Kota Ishafan adalah kota terbesar ketiga di Iran setelah Teheran dan Mashhad. Kota ini terletak 340 km dari selatan Teheran. Kota ini memiliki situs budaya warisan dunia, Unesco, yakni lapangan Naqsh-e Jahan. Kota ini banyak menyimpan berbagai aneka situs arsitektural Islam dari abad ke-11 sampai abad ke-19.
Sedemikian terkenalnya kota Isfahan sehingga musisi jazz Duke Ellington menulis sebuah lagu yang berjudul Isfahan. Namun, Iran juga membuat reaktor nuklir di kota warisan dunia ini.
Ledakan di Suriah dan Irak
Kantor berita semi-resmi Iran, Fars, melaporkan ledakan di provinsi Isfahan juga terjadi di Suriah dan Irak.
Serangan itu terjadi beberapa hari setelah Iran menembakkan serangkaian drone dan rudal yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Israel sebagai pembalasan atas dugaan serangan Israel terhadap konsulatnya di Suriah pada 1 April.
Serangan Israel tersebut menewaskan 13 orang, termasuk dua jenderal Korps Garda Revolusi Islam Iran.
Eskalasi ini terjadi lebih dari enam bulan setelah perang dahsyat Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 34.000 orang, dan meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya kekerasan yang meluas di wilayah tersebut.