Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Breaking News: Israel Serang Pangkalan Militer Iran

Rudal-rudal Israel dikabarkan telah menghantam sebuah lokasi di Iran. Pada waktu yang sama terdengar ledakan di dekat bandara.
Bendera Iran vs Bendera Israel. Dok Aljazeera
Bendera Iran vs Bendera Israel. Dok Aljazeera

Bisnis.com, JAKARTA — Rudal-rudal Israel dikabarkan telah menghantam sebuah lokasi di Iran. Pada saat yang bersamaan, terdengar ledakan di dekat bandara di kota Isfahan tengah, yang merupakan pangkalan militer dan proyek nuklir Iran.

“Penyebab suara-suara ini masih belum diketahui, dan penyelidikan terus dilakukan hingga rincian pasti dari insiden tersebut ditentukan,” kata kantor berita semi-resmi Fars, dikutip pada Jumat (19/4/2024).

Maskapai penerbangan yang berbasis di Dubai, Emirates dan FlyDubai, mulai mengalihkan rute ke wilayah barat Iran pada Jumat pagi. Mereka tidak memberikan penjelasan, meskipun peringatan setempat kepada penerbang menunjukkan bahwa wilayah udara mungkin telah ditutup.

Insiden ini terjadi ketika ketegangan masih tinggi di Timur Tengah setelah serangan rudal dan drone Iran yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel.

Fars melaporkan suara ledakan di Isfahan dekat bandara internasionalnya. Tidak ada penjelasan mengenai ledakan tersebut. Namun, Isfahan adalah rumah bagi pangkalan udara utama militer Iran, serta lokasi yang terkait dengan program nuklirnya.

Pemerintah Iran tidak segera memberikan komentar.

Isfahan berjarak sekitar 350 kilometer selatan ibu kota Iran, Teheran.

Akhir pekan lalu, Iran meluncurkan ratusan drone dan rudal sebagai serangan balasan setelah dugaan serangan Israel terhadap kompleks kedutaan besarnya di Suriah. Sebagian besar drone dan rudal ditembak jatuh sebelum mencapai wilayah Israel.

Serangan di Suriah menewaskan dua jenderal Iran. Iran mendukung Hamas dalam perjuangannya melawan Israel.

Iran mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB pada hari Kamis bahwa Israel “harus dipaksa untuk menghentikan petualangan militer lebih lanjut yang bertentangan dengan kepentingan kami” ketika Sekretaris Jenderal AS memperingatkan bahwa Timur Tengah berada dalam “momen yang paling berbahaya.”


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper