Apa Itu Cloud Seeding?
Cloud seeding alias penyemaian awan adalah teknologi modifikasi cuaca yang dikembangkan oleh UEA.
Sebagai negara gurun dengan iklim panas, pemerintah UEA mengembangkan teknologi cloud seeding untuk menurunkan hujan.
Eksperimen mengenai modifikasi awan untuk menurunkan hujan ini pertama dicetuskan pada tahun 1940-an.
Cloud seeding pertama kali diterapkan di UEA pada akhir 1990-an, dan membuat mereka menjadi negara Timur Tengah pertama yang menggunakan metode ini.
Pemerintah UEA mengembangkan program penelitian yang disebut UAE Research Program for Rain Enhancement Science (UAEREP) pada tahun 2015.
Hal ini memungkinkan para ilmuwan dan peneliti untuk mengajukan solusi potensial mereka dan melakukan penelitian untuk meningkatkan akurasi teknologi penyemaian awan.
Baca Juga
Dilansir dari BBC, cloud seeding merupakan teknologi penyemaian awan dengan memanipulasi awan yang ada untuk membantu menghasilkan lebih banyak hujan.
Sebelum melakukan cloud seeding, NCM akan memeriksa ramalan cuaca untuk mengamati pola curah hujan di awan.
NCM selanjutnya juga akan mengidentifikasi awan yang cocok untuk dilakukan penyemaian.
Setelah itu, lembaga tersebut akan menginstruksikan pilot untuk menerbangkan pesawat khusus yang dilengkapi dengan suar higroskopis di bagian sayap pesawat.
Setiap suar akan mengandung sekitar satu kilogram komponen mineral garam. Komponen tersebut membutuhkan waktu 3 menit untuk terbakar.
Usai terbakar, pesawat akan menjatuhkan komponen mineral garam tersebut ke awan yang dituju.
Kemudian uap air akan bertambah dan lebih mudah mengembun sehingga dapat berubah menjadi hujan.
Metode cloud seeding umumnya dilakukan saat kondisi angin, kelembaban, dan debu tidak cukup untuk membuat hujan turun.