Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika serikat (AS) Joe Biden mengutuk keras peristiwa serangan Iran terhadap Israel. Dia menyatakan dukungan penuhnya terhadap keamanan di Israel.
Dia mengatakan peristiwa ini merupakan pertama kali dilakukan oleh Iran dan pihaknya yang beroperasi di Yaman, Suriah dan Irak terhadap fasilitas militer di Israel.
"Saya baru saja berbicara dengan Perdana Menteri Netanyahu untuk menegaskan kembali komitmen kuat Amerika terhadap keamanan Israel," ujarnya dikutip whitehouse.gov, Minggu (14/4/2024).
Biden mengaku sebelumnya telah memberikan dukungan terhadap militer Israel melalui pengerahan pesawat dan kapal pertahanan rudal balistik AS dalam sepekan terakhir.
Hasilnya, Wakil Presiden AS ke-47 itu menegaskan bantuan itu telah membantu Israel melibas serangan drone serta rudal balistik yang dilayangkan Iran dan kroni-kroninya.
"Berkat pengerahan ini dan keterampilan luar biasa dari prajurit kami, kami membantu Israel menghancurkan hampir semua drone dan rudal yang masuk," tambahnya.
Baca Juga
Di samping itu, dia menegaskan kembali komitmen kuat AS terhadap keamanan Israel. Hal itu disampaikan langsung kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
"Saya mengatakan kepadanya [Netanyahu] bahwa Israel menunjukkan kapasitas yang luar biasa untuk bertahan melawan dan mengalahkan serangan-serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya," pungkasnya.
Sebagai informasi, Iran telah meluncurkan drone peledak dan menembakkan rudal ke Israel dalam serangan langsung pertamanya ke wilayah Israel, pada Sabtu malam (13/4/2024).
Serangan itu berisiko meningkatkan eskalasi besar ketika Amerika Serikat (AS) berjanji memberikan dukungan kuat kepada Israel.
Sirene meraung-raung di Israel dan media lokal melaporkan mendengar bunyi ledakan dari kejauhan, yang disebut sebagai intersepsi udara terhadap drone yang meledak.
Melansir Reuters, setelah drone yang menuju ke Israel meledak, layanan ambulans mengatakan seorang anak laki-laki berusia 10 tahun terluka parah.
Militer Israel mengatakan lebih dari 100 drone diluncurkan dari Iran, dan sumber keamanan di Irak dan Yordania melaporkan 10 drone terlihat berterbangan di langit, dan para pejabat AS mengatakan militernya telah menembak jatuh beberapa drone tersebut.