MUHAMMADIYAH
PP Muhammadiyah sebelumnya telah mengumumkan Idulfitri 1 Syawal 1445 H jatuh pada Rabu 10 April 2024.
Keputusan tersebut berdasar Hisab Hakiki Wujudul Hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.
Data yang dikutip dalam Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2024 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1445 H, menunjukkan tinggi Bulan pada saat Matahari terbenam tanggal 9 April 2024 M di Yogyakarta (-07° 48′ LS dan 2 = 110° 21′ BT) +06° 08′ 28″ (hilal sudah wujud), dan di Wilayah Indonesia pada saat Matahari terbenam Bulan berada di atas ufuk.
Metode Hisab Muhammadiyah dilakukan dengan kriteria wujudul hilal (antara arsi merah dan putih). Dalam metode wujudul hilal, bulan kamariah baru dimulai apabila pada hari ke-29 berjalan saat matahari terbenam terpenuhi tiga syarat berikut secara kumulatif.
Pertama, telah terjadi ijtimak. Kedua, ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam. Ketiga, pada saat matahari terbenam Bulan (piringan atasnya) masih di atas ufuk.
Dengan begitu, metode ini menjadikan keberadaan Bulan di atas ufuk saat matahari terbenam sebagai kriteria mulainya bulan baru merupakan abstraksi dari perintah-perintah rukyat dan penggenapan bulan tiga puluh hari bila hilal tidak terlihat.
Baca Juga
Sama seperti imkan rukyat, metode wujudul hilal juga bagian dari hisab hakiki. Jika posisi bulan sudah berada di atas ufuk pada saat terbenam matahari, seberapapun tingginya (meskipun hanya 0,1 derajat), maka esoknya adalah hari pertama bulan baru.
Sebelumnya, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan PP Muhammadiyah memperkirakan hari raya Idulfitri 2024 atau 1 Syawal 1445 Hijriah bakal berlangsung bersamaan antara pemerintah dan Muhammadiyah.
"Insyaallah Muhammadiyah akan ber-Idulfitri pada 10 April 2024 dan tampaknya Idulfitri akan sama antara pemerintah dan Muhammadiyah," kata Haedar di Kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Senin (8/4/2024) seperti dilansir Antara.