Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menyatakan pembelajaran pramuka akan dimasukkan ke dalam Kurikulum Merdeka usai tidak lagi menjadi ekstrakurikuler wajib.
Nadiem membantah pihaknya ingin menghapus Pramuka dari sekolah. Menurutnya, Kemendikbudristek malah ingin menaikkan derajat Pramuka lewat penghapusannya sebagai ekstrakurikuler wajib.
"Saya anak Pramuka, saya SD Pramuka, saya masih ingat pengalaman melakukan dan berkemah dan jurit malam di SD, itu satu hal yang membuat saya menjadi memori yang paling positif di SD," ujar Nadiem dalam rapat.
Oleh sebab itu pihaknya ingin Pramuka dimuat dalam kurikulum, bukan hanya menjadi ekstrakurikuler. Nadiem ingin nilai-nilai kepramukaan bisa mendarah daging di anak-anak sekolah.
"Kita meningkatkan status pramuka dari yang tadinya hanya ekstrakurikuler untuk muatannya itu bisa masuk ke dalam kurikulum merdeka," tegasnya.
Sementara itu Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Anindito Aditomo menambahkan pihaknya memang ingin merancang kurikulum yang berfokus untuk kuatkan pendidikan karakter. Pramuka, lanjutnya, menjadi salah satu opsinya.
Baca Juga
Anindito menjelaskan kurikulum merdeka ingin dirancang untuk kembangkan potensi dan karakter anak secara utuh, tidak hanya akademik saja. Menurutnya, pramuka bisa berperan penting.
Kemendikbudristek juga sudah berdiskusi panjang dengan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Dalam diskusi tersebut, ditemukan sejumlah kesempatan untuk memasukkan pendidikan kepramukaan ke dalam jam pelajaran.
"Salah satunya adalah kesepakatan untuk mengintegrasikan pola-pola pendidikan kepramukaan beserta dengan perangkat-perangkat ajarnya, modul-modul, silabus ke dalam kurikulum merdeka sebagai co-kurikuler juga. Kalau co-kurikuler itu bagian dari jam pelajaran. Jadi semua murid harus mengikuti co-kurikuler," jelas Anindito pada kesempatan yang sama.