Bisnis.com, JAKARTA - Bantargebang, Bekasi mendadak mendunia setelah mendapatkan label sebagai tempat pembuangan sampah terbesar di dunia.
Menumpuknya sampah di tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Bantargebang kembali menjadi sorotan.
Apalagi video menggunungnya sampah di TPST yang berlokasi di Bekasi itu diunggah dan dikomentari oleh akun Twitter asal Italia, Massimo alias @Rainmaker1973, pada Senin 4 Maret 2024 kemarin.
Dalam keterangannya, akun tersebut mengatakan bahwa Bantargebang kini layak disebut sebagai tempat pembuangan sampah terbesar di Asia.
Yang menarik, kota yang disebut sebagai penyumbang sampah terbesar di TPST Bantargebang adalah Jakarta. Dalam keterangannya, akun Massimo menyebut jika Jakarta menghasilkan 15.000 ton sampah setiap hari.
Sampah-sampah ini kemudian berakhir di TPST Bantargebang hingga membuat lokasi tersebut bagai gunung sampah dengan ketinggian yang mengkhawatirkan.
Baca Juga
"Bantargebang, Indonesia, kini menjadi salah satu tempat pembuangan sampah terbesar di Asia. Jakarta, dengan populasi penduduk sebanyak 35 juta jiwa, menghasilkan lebih dari 15.000 ton sampah setiap hari, dan sebagian besar dibuang ke Bantar Gebang, sebuah tempat pembuangan sampah di tenggara Jakarta di kawasan Bekasi," bunyi keterengan dalam unggahan tersebut.
Masalah sampah di Bantargebang
Persoalan sampah di Bantargebang ini bukan hal baru. Pada tahun 2022 lalu, TPST Bantargebang jadi perbincangan lantaran tinggi timbunan sampahnya mencapai 40 meter. Ketinggian itu setara dengan gedung 16 lantai.
Pemkot Jakarta juga sudah mengatakan bahwa kapasitas sampah di Bantargebang memang sudah melebihi jumlah seharusnya.
Pemprov DKI Jakarta pun telah melakukan tranformasi dalam pengelolaan sampah di tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Bantargebang dengan menggunakan teknologi canggih dan ramah lingkungan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan, Pemprov DKI lakukan berbagai upaya seperti yang tertuang dalam kegiatan strategis daerah (KSD) optimalisasi TPST Bantargebang guna memperpanjang masa manfaatnya.
Transformasi Bantargebang dengan teknologi canggih dan ramah lingkungan ini juga turut mengurangi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global.
“Transformasi itu di antaranya dengan pembangunan refuse derived fuel (RDF) plant dan landfill mining. RDF plant adalah fasilitas pengolahan sampah baru dan sampah lama dari gunungan landfill menjadi bahan bakar. Kapasitasnya 2 ribu ton sampah per hari. Nilai kalor RDF ini setara batubara muda dan dapat menjadi bahan bakar alternatif,” jelasnya dalam keterangan, Senin (13/2/2023).
Meski berbagai upaya dilakukan, tapi pada tahun 2024 ini, Bantargebang dan Bekasi kembali disorot dan dianggap layak mendapatkan predikat sebagai tempat pembuangan sampah terbesar di Asia.