Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia mengungkapkan banyak pemilih dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang masih toleran dengan praktik ‘politik uang’.
Hal tersebut terungkap dari hasil survei terbaru Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia terhadap 2.975 responden dari 3.000 TPS dengan margin of error (MOE) 1,8% di seluruh Indonesia.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan bahwa sebanyak 46,9% responden menyebut bahwa politik uang bisa ditoleransi dan hal yang wajar.
Sementara itu, sebanyak 49,6%, kata Burhanuddin, menilai bahwa politik uang itu bukan hal yang wajar dan tidak diterima.
"Meskipun demikian, toleransi terhadap politik uang ini masih sangat tinggi dan banyak masyarakat yang menerima uang politik," tuturnya di Jakarta, Rabu (21/2/2023).
Kendati demikian, kata Burhanuddin hanya 35,1% responden yang bakal memilih calon yang memberikan uang. Namun, 48,8% bakal menerima uang tersebut, tapi memilih calon lainnya.
Baca Juga
"Kemudian 7,3% akan memilih calon itu jika memberikan uang atau hadiah lebih banyak dan 8% tidak akan menerima uang atau hadiah," katanya.
Burhanuddin juga menjelaskan dari 2.975 responden tersebut sebanyak 53,2% responden yang menerima uang merupakan pemilih Prabowo Subianto, sedangkan 7% responden menganggap politik uang tidak wajar.
"3% sisanya tidak menjawab," ujarnya.