Bisnis.com, JAKARTA – Tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny dinyatakan tewas di penjara pada Jumat (16/2/2024) lalu. Amerika Serikat (AS) meminta Presiden Rusia Vladimir Putin bertanggung jawab atas kematian itu.
Dilansir Reuters pada Sabtu (17/2/2024), Navalny dikabarkan jatuh pingsan dan meninggal dunia usai berjalan-jalan di koloni tahanan penjara yang terletak di Lingkar Arktik, tempat dia menjalani hukuman selama 3 dekade.
“Kami tidak tahu persis apa yang terjadi, tapi tidak ada keraguan bahwa kematian Navalny adalah akibat dari perbuatan Putin dan premannya,” kata Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih, dikutip Sabtu (17/2/2024).
Biden mengungkapkan kemarahannya terhadap kejadian itu. Dia bersama para pemimpin negara Barat lainnya mengecam Rusia habis-habisan.
Selagi memberikan penghormatan terhadap Navalny yang dianggap sebagai pejuang kebebasan Rusia, negara-negara barat juga menuduh Putin telah mendalangi kematian Navalny.
“Pihak berwenang Rusia akan menceritakan kisah mereka sendiri, tetapi jangan salah. Jangan salah, Putin bertanggung jawab atas kematian Navalny,” tegas Biden.
Baca Juga
Di sisi lain, Kremlin mengatakan bahwa Putin telah mengetahui kematian Navalny. Ketika muncul di publik saat bertemu dengan para pekerja di sebuah pabrik di Chelyabinsk, Putin tidak mengatakan apa pun tentang Navalny.
Juru bicara Sekretariat Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov mengatakan bahwa reaksi para pemimpin barat terhadap kematian tersebut tidak masuk akal dan tak dapat diterima.
Sebagai informasi, Lembaga Pemasyarakatan Federal Distrik Yamalo-Nenets menyatakan bahwa Navalny merasa tidak enak badan setelah berjalan-jalan di koloni penjara IK-3 di Kharp, sekitar 1.900 km sisi timur laut Moskow.
Tak lama kemudian, Navalny kehilangan kesadaran dan dinyatakan tewas. Upaya resusitasi yang dilakukan pun tidak berhasil.
Navalny dikenal sebagai tokoh oposisi sejak lebih dari 1 dekade lalu. Dia mengkritik pemerintahan Putin telah melakukan korupsi besar-besaran dengan memperkaya diri sendiri.
Bagi sebagian pemuda perkotaan Rusia, Navalny dianggap sebagai figur yang menawarkan alternatif kepemimpinan Rusia, yang telah dipimpin Putin lebih lama dibandingkan siapa pun sejak era Josef Stalin.
Juru bicara Navalny, Kira Yarmysh, mengatakan “hampir tidak ada harapan” bahwa tokoh oposisi itu masih hidup.
Sementara itu, Yulia yang merupakan istri Navalny mengatakan bahwa dia tidak yakin suaminya sudah meninggal karena Putin dan pemerintahannya dianggap terus-menerus berbohong.
“Tetapi jika ini benar, saya ingin Putin, seluruh rombongannya, teman-teman Putin, pemerintahannya tahu bahwa mereka akan memikul tanggung jawab atas apa yang mereka lakukan terhadap negara kita, terhadap keluarga saya, terhadap suami saya,” katanya.