Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petugas KPPS Bertumbangan, Bima Arya Nilai Harus Ada Evaluasi di Pelaksanaan Pemilu

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menilai harus ada evaluasi  sistem pemungutan suara pada pemilu sehingga prosesnya tidak melelahkan petugas KPPS.
Politikus PAN Bima Arya Sugiarto di Jakarta, Minggu (16/2/2020). JIBI/Bisni- Samdysara Saragih
Politikus PAN Bima Arya Sugiarto di Jakarta, Minggu (16/2/2020). JIBI/Bisni- Samdysara Saragih

Bisnis.com, JAKARTA - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menilai harus ada evaluasi  sistem pemungutan suara pada pemilu sehingga prosesnya tidak melelahkan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang berujung pada kematian.

Meski dari pantauannya rangkaian Pemilu 2024 berjalan dengan damai dan lancar, Bima Arya menilai perlu ada evaluasi sistem agar pada gelaran berikutnya para petugas KPPS tidak lagi bertumbangan.

“Rasanya memang perlu kita evaluasi sistem yang seperti ini. Masa setiap lima tahun ada korban massal? Saya kira itu menjadi catatan,” ujarnya di Kota Bogor, Sabtu.

Sehari sebelumnya, Bima Arya menjenguk petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang dirawat di beberapa rumah sakit pasca pelaksanaan Pemilu 2024.

Berdasarkan data terakhir pada Kamis (15/2/2024), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mencatat sudah ada 25 orang petugas penyelenggara Pemilu yang sakit dan ditangani petugas kesehatan, bahkan lima orang di antaranya dirawat di rumah sakit.

“Ada catatan ataupun hal yang harus diperhatikan adalah saudara kita yang hari ini sakit itu kelelahan, kecapekan. Saya kemarin nengok beberapa, karena luar biasa memang beratnya teman-teman di KPPS itu,” kata Bima Arya.

Dari penuturan petugas KPPS yang dijenguknya, menurut Bima, para petugas ini sebagian besar bergadang sejak sepekan sebelum hari pemungutan suara pada 14 Februari 2024, bahkan para petugas KPPS hanya tidur satu hingga dua jam setiap malam.

“Kemudian ketika pencoblosan, menghitung sampai pagi dan kadang-kadang lupa makan. Makanya serangan jantung, stroke, hipertensi, anemia, dan lain-lain,” ucapnya.

Sekretaris Dinkes Kota Bogor Erna Nuraena mengatakan, 25 pasien ini masing-masing mengalami sakit berbeda. Di antaranya hipertensi enam orang, kelelahan lima orang, gangguan lambung dua orang, diare dua orang, hamil satu orang, ISPA tiga orang, sakit kepala satu orang, pneumonia empat orang dan diabetes melitus satu orang.

“Kami turut berkoordinasi dengan BPJS dan Dinsos untuk jaminan pembiayaan kesehatan, karena lima orang dari 25 orang yang sakit ini menjalani perawatan di rumah sakit,” katanya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper