Bisnis.com, JAKARTA - Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) London mendapat protes dari Warga Negara Indonesia (WNI) di Inggris dan Irlandia yang tidak bisa menggunakan suaranya di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Ketua PPLN London Denny Kurniawan memberikan klarifikasi melalui sebuah video yang dia bagikan dalam akun Instagram @IndonesiainLondon.
Adapun dalam video yang dibagikan, Denny menyampaikan 6 poin terkait pelaksanaan pemungutan suara di TPS London yang digelar pada Minggu (11/2/2024).
"Pertama, kami mengapresiasi partisipasi dan antusiasme tinggi Warga Negara Indonesia (WNI) di Inggris Raya dan Irlandia pada pelaksanaan Pemilu," katanya, dalam video, dikutip Kamis (15/2/2024).
Kedua, dia menjelaskan bahwa PPLN London memastikan bahwa secara kolektif menjunjung tinggi prinsip profesionalisme dan netralitas untuk Pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil (luber jurdil).
Ketiga, dia mengatakan bahwa terkait pelaksanaan pemungutan suara, PPLN London telah mempersiapkan dengan sebaik-baiknya berpedoman dari aturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan memperhatikan aturan setempat.
Baca Juga
Keempat, sesuai aturan KPU, PPLN London menjamin tidak akan ada surat suara yang disalahgunakan.
"Perlu diketahui bahwa pelaksanaan Pemilu ini turut dikawal oleh Panwaslu London, Bawaslu RI dan segenap saksi dari seluruh pasangan calon (paslon) maupun partai peserta pemilu yang hadir secara langsung pada saat pemungutan suara pada 11 Februari 2024," ujarnya.
Kelima, adapun PPLN London menyadari bahwa dalam pelaksanaan Pemilu 2024 masih terdapat hal yang perlu diperbaiki.
"Kami terbuka untuk menerima saran dan masukkan melalui WA dan atau email yang tercantum," ucapnya.
Selain itu terakhir, PPLN London siap melanjutkan tahapan Pemilu 2024 mulai dari perhitungan suara yang dilaksanakan pada 14 Februari 2004 hingga rekapitulasi suara di tingkat nasional.
Seperti diketahui, sebuah video viral memperlihatkan WNI di London, Inggris, yang tidak dapat menggunakan hak pilihnya di Pemilu 2024.
Video yang viral itu menunjukan WNI beradu argumen dengan seseorang, karena tidak bisa menggunakan hak pilih dengan alasan surat suara telah habis.
