Raharjo pertama kali bertemu dengan Jokowi ketika mereka berdua berbisnis mebel dan mengatakan bahwa Jokowi tampak seperti awal yang baru bagi Solo, datang ke dunia politik sebagai kandidat langka yang bukan berasal dari elit politik atau agama.
"Solo adalah kota yang unik dan, pada saat itu, kami membutuhkan sosok baru yang tidak memiliki rekam jejak negatif. Dia bekerja sangat keras untuk kami," kata Raharjo.
Isu-isu yang Tidak Menyenangkan
Meskipun warga tetap mendukung Jokowi, skeptisisme mereka semakin meningkat ketika Jokowi terus maju dalam dunia politik. Terlebih, muncul kekecewaan di detik-detik sebelum dirinya turun dari kursi presiden.
Mahkamah Konstitusi (MK), yang diketuai oleh ipar Jokowi, Anwar Usman, mengizinkan mereka yang pernah menjabat sebagai pejabat terpilih untuk mencalonkan diri sebagai pejabat tinggi meskipun mereka masih di bawah usia minimal 40 tahun.
Keputusan ini memungkinkan putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka yang berusia 36 tahun, untuk mencalonkan diri sebagai pasangan calon presiden Prabowo Subianto.
"Saya adalah pendukung kuatnya ketika dia menjadi presiden dan saya bangga karena dia berasal dari Solo. Namun pada akhirnya, dia belum menjadi pemimpin yang baik. Saya kecewa,” ujar Ferry, pedagang di Pasar Notoharjo.
Baca Juga
Menurutnya, tidak ada demokrasi dalam keputusan MK. Saya merasa malu dengan nepotisme yang jelas terlihat, namun karena ini adalah masa jabatannya yang kedua, mungkin Jokowi merasa perlu mencari cara untuk mempertahankan kekuasaannya."
"Mungkin semua orang akan melakukan hal yang sama dan mencoba untuk menjaga anak-anak mereka."
Teman dekat Jokowi, Raharjo juga mengatakan bahwa dia berjuang untuk memahami sang presiden.
Spekulasi, yang kemudian dibantah, bahwa Jokowi mungkin akan mencoba untuk mencari masa jabatan ketiga juga mengejutkan para pendukungnya. Pasalnya, Indonesia menganut bahwa presiden hanya bisa menjabat selama dua periode.
"Dia seperti sahabat bagi saya, tapi sekarang, saya tidak suka kebijakannya."
Sumber-sumber lain di Solo, termasuk anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Jokowi telah mengirim perwakilannya untuk meminta restu dari Megawati Soekarnoputri, ketua umum PDI-P, untuk mencalonkan diri sebagai presiden untuk periode ketiga, namun permintaan tersebut ditolak karena dianggap "tidak sesuai dengan konstitusi".
Jokowi selalu menyangkal adanya aspirasi untuk menjabat untuk masa jabatan ketiga atau bahwa dia terlibat langsung dalam negosiasi mengenai topik tersebut.
Megawati pun telah mengatakan secara terbuka bahwa Jokowi tidak secara pribadi memintanya untuk memperpanjang masa kepresidenannya untuk masa jabatan ketiga, namun menegaskan bahwa hal itu tidak konstitusional.