Bisnis.com, JAKARTA - Mesir memperingatkan Israel akan menangguhkan Perjanjian Camp David jika tetap mengirim pasukannya untuk membombardir Kota Rafah di Jalur Gaza.
Pasalnya, pihak Mesir menyatakan bahwa serangan Israel ke Rafah dapat mengakibatkan tertutupnya jalur utama pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Perlu diketahui, Perjanjian Camp David merupakan perjanjian perdamaian bersejarah yang disepakati antara Israel dan Mesir, yang ditengahi oleh Amerika Serikat (AS) pada Maret 1979.
Perjanjian perdamaian Camp David awal telah ditandatangani oleh Presiden AS saat itu Jimmy Carter, Presiden Mesir Anwar Sadat, dan Perdana Menteri Israel Menachem Begin, pada 17 September 1978.
Berdasarkan Departemen Luar Negeri AS, perjanjian Camp David itu lahir sebagai tindak upaya diplomasi Mesir untuk mencari solusi damai atas perang antara Israel dan Mesir.
Perundingan dalam perjanjian perdamaian Camp David itu digelar selama 12 hari, dan disepakati di sebuah tempat peristirahatan milik para Presiden AS, Camp David, di Frederick County, Maryland.
Baca Juga
Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menginstruksikan militer negaranya untuk menyusun rencana mengevakuasi warga sipil dari Kota Rafah di Jalur Gaza Selatan dan memusnahkan Hamas yang masih beroperasi di kota tersebut, pada 9 Februari 2024.
Melansir TASS, Netanyahu mengatakan bahwa militer Israel telah dia perintahkan untuk mempersiapkan operasi di Kota Rafah yang terletak dekat perbatasan dengan Mesir, pada 7 Februari lalu.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres sebelumnya memperingatkan bahwa rencana Israel untuk memperluas operasi militernya di Gaza hingga Rafah, hanya akan memperburuk situasi kemanusiaan.
Seperti diketahui, warga sipil Palestina saat ini mengungsi dari Jalur Gaza bagian Utara dan Tengah, ke Rafah dan di sepanjang perbatasan dengan Mesir.
Sejauh ini, jumlah korban tewas akibat serangan besar-besaran militer Israel ke Kota Rafah telah meningkat menjadi 100 orang.
Tercatat lebih dari 230 orang terluka, sebagian besar korban serangan di Rafah tersebut adalah perempuan dan anak-anak.