Dandhy mengawali kariernya sebagai reporter pada 1990. Ia kemudian menjabat sebagai editorial Consultant First Media News hingga pada tahun 2011.
Ia pun pernah menjadi reporter untuk tabloid dan majalah Warta Ekonomi. Kariernya terus berkembang, karena ia pernah menduduki jabatan editor untuk PAS FM Radio dan AHA Digital Lifestyle Magazine.
Bahkan Dandhy juga pernah mejadi stringer di radio ABC Australia.
Tak hanya cetak, Dandhy juga aktif bekerja di media televisi seperti SCTV, RCTI dan lain sebagainya.
Keaktifan Dandhy dalam dunia jurnalisme untuk melontarkan kritik itu ternyata pernah membuatnya tertangkap.
Pada 2019, Dandhy pernah ditangkap oleh Polda Metro Jaya akibat dugaan ujaran kebencian yang dianggap telah melanggar Undang-undang No.11 Tahun 2008 mengenai Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Baca Juga
Sayangnya saat itu, penangkapan Dhandy menjadi rancu karena polisi tak membeberkan unggahan apa yang dinilai menebar kebencian.
Dandhy juga dikenal sebagai pendiri WatchDoc, rumah produksi yang menghasilkan film-film dokumenter dan jurnalistik seperti Sexy Killers, Rayuan Pulau Palsu, dan Dirty Vote.