Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyinggung maraknya praktik ‘koncoisme’ dalam pemberian promosi maupun penghargaan bagi individu dalam sistem birokrasi RI.
Hal tersebut disampaikan Prabowo dalam Sidang Senat Terbuka Wisuda Sarjana, Magister, dan Doktor Universitas Pertahanan (Unhan) di Bogor, Jawa Barat.
“Kebiasaan kita adalah nanti koneksi. Iya, kan. Koncoisme dan sebagainya. Kamu anaknya siapa, kamu ponakannya siapa, dan sebagainya,” kata capres yang berpasangan dengan putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dalam Pilpres 2024 ini, Senin (12/2/2024).
Oleh sebab itu, dia menekankan bahwa bangsa Indonesia harus menuju ke arah merit system, di mana seseorang dapat merengkuh pencapaian tertentu murni, karena pengabdian dan pengorbanan.
Prabowo mencontohkan kisah Rektor Unhan sebelumnya, yakni Amarulla Octavian yang kini menjabat sebagai Wakil Kepala (Waka) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Dia menceritakan, ketika mendapatkan pemberitahuan bahwa Amarulla hendak dipromosikan dari Rektor Unhan menjadi Waka BRIN, Prabowo langsung menyetujui hal tersebut. Amarulla akhirnya dilantik menjadi Waka BRIN pada Agustus 2023 lalu.
Baca Juga
“Karena memang saya ingin memberi penghargaan. Jadi kalau negara kita mau maju, mau hebat, dihormati dan dihargai, yang harus segera dipromosikan segera diberi penghargaan [adalah] mereka yang berprestasi. Kita harus menuju ke arah merit system, semua adalah prestasi, prestasi, pengabdian, pengorbanan. Ini tradisi yang harus kita langgengkan,” ujar Prabowo.
Dirinya kemudian membanggakan tradisi di Unhan, bahwa penerimaan mahasiswa S-1 murni didasarkan pada prestasi dan kemampuan calon mahasiswa.
Prabowo meminta tradisi tersebut agar dipertahankan. Menurutnya, masyarakat dari kalangan ekonomi menengah ke bawah jadi memiliki kesempatan untuk menjadi sarjana di Unhan.
“Saya bangga di Unhan masuk ada anaknya orang-orang yang mungkin tidak diduga bisa menghasilkan sarjana-sarjana STEM, ada anaknya petani, ada anaknya pekerja pelabuhan, ada anaknya penjual bakso di pasar. Ini membanggakan hati saya, membesarkan hati saya. Ini adalah Indonesia yang kita cita-citakan,” pungkas Prabowo.
Seperti diketahui Prabowo maju menjadi capres berdampingan dengan Gibran Rakabuming Raka, anak Presiden Joko Widodo. Proses pencalonan Gibran penuh dengan kontroversi.
Pertama, hakim Mahkamah Konstitusi divonis melanggar etik dalam penetapan syarat umur capres/cawapres sehingga meloloskan Gibran menjadi cawapres. Anwar Usman, paman dari Gibran, dicopot sebagai Ketua Hakim MK karena dinilai melanggar etik oleh dewan kehormatan.
Kedua, DKPP memutuskan KPU melanggar etik dalam meloloskan Gibran menjadi cawapres, padahal belum mengadopsi aturan terbaru dari keputusan MK.