Bisnis.com, JAKARTA - Paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka menguasai suara Jawa Timur berdasarkan survei terkini Poltracking Indonesia.
Hasil survei yang digelar pada 25 – 31 Januari 2024 di 11 Daerah Pemilihan (Dapil) DPR RI Jawa Timur menunjukkan Prabowo-Gibran memperoleh elektabilitas hingga 60,1%.
Paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo – Mahfud MD menyusul dengan elektabilitas 17,2% dan pasangan no urut 1 Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar dengan elektabilitas 14,9%.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda mengatakan bahwa tren elektabilitas Anies–Muhaimin (Cak Imin) sempat turun pada Juni 2023, dan sedikit mengalami kenaikan di September 2023.
"Setelah memastikan Muhaimin Iskandar sebagai cawapres Anies Baswedan, rentang September 2023 ke Januari 2024 tren elektoral relatif stabil dengan sedikit kenaikan [1,3%]," ujarnya dalam keterangan dilansir dari laman Poltracking Indonesia, dikutip Rabu (7/2/2024).
Sementara itu, tren pergerakan elektoral Prabowo di Jawa Timur konsisten mengalami tren kenaikan sejak Juni 2023. Hanta melaporkan bahwa Kenaikan signifikan terjadi dari rentang September 2023 ke Januari 2024 yakni sebesar 19,5%. Saat itu Prabowo dipastikan berpasangan dengan Gibran.
Baca Juga
"Sedangkan tren Ganjar Pranowo relatif stabil memimpin sejak Mei 2022 hingga Juni 2023, namun disalip Prabowo Subianto pada September 2023," imbuhnya.
Sayangnya, setelah September 2023 tren elektabilitas Ganjar Pranowo mengalami penurunan hingga 21,0% pada Januari 2024 meski sudah dipastikan menggandeng Mahfud MD sebagai cawapres.
Temuan kedua Poltracking pada survei ini adalah tren elektabilitas Prabowo–Gibran yang naik signifikan, membuat basis pemilih ikut bergeser dibandingkan dengan September 2023.
Berdasarkan wilayah Algomerasi – Kultural, wilayah Mataraman yang awalnya menjadi basis Ganjar bergeser ke Prabowo. Sementara itu, wilayah Pantura dan Arek pada September 2023 menjadi wilayah berimbang antara Ganjar dan Prabowo, tetapi pada Januari 2024 cenderung kepada pasangan Prabowo–Gibran.
Kemudian, wilayah Madura masih menjadi perebutan Anies dan Prabowo, sedangkan wilayah Tapal Kuda masih menjadi basis Prabowo-Gibran.
"Pergeseran pemilih di wilayah Algomerasi-Kultural seperti Mataraman, Arek, Pantura dan sebagian Tapal Kuda juga menandakan pergeseran pemilih Joko Widodo 2019 ke pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka," ujar Hanta.
Cak Imin Cawapres, Warga NU Banyak Dukung Prabowo-Gibran
Hasil survei terbaru Poltracking menunjukkan hampir 80% responden Jatim merasa dekat dengan atau berasosiasi dengan organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU).
Pemilih yang merasa dekat atau berasosiasi dengan Nahdlatul Ulama itu, terbagi sebagai berikut: Anies – Cak Imin 15,3%, Prabowo – Gibran 60,9% dan Ganjar – Mahfud 16,3%.
"Tren basis pemilih NU, kepada Anies Baswedan–Muhaimin Iskandar cenderung stabil dengan kenaikan tipis 0,7%. Kepada
Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka mengalamii kenaikan 19,2%" ujar Hanta.
Sementara itu, sambungnya, pemilih Ganjar – Mahfud mengalami penurunan sebesar 21,7%.
Adapun, Jawa Timur adalah provinsi penentu dan terpadat kedua secara DPT. Lebih dari 31 juta pemilih atau sekitar 15.5% pemilih ada di Jawa Timur.
Ada faktor lain yang membuat Jawa Timur menjadi menarik, secara kultural Jawa Timur basis Nahdlatul Ulama, salah satu faktor yang selalu diperhitungkan dalam kontestasi Pilpres.
Pada sisi lain, Jawa Timur dianggap provinsi yang sangat kompetitif karena tidak menjadi basis salah satu kandidat, sehingga Jawa Timur potensial menjadi penentu kemenangan Pilpres.
Survei ini menggunakan metode stratified multistage random sampling. Jumlah sampel dalam survei ini adalah 8000 responden dengan margin of error +/- 1.1% pada tingkat kepercayaan 95%.
Pengambilan sampel pada setiap dapil memperhatikan keterwakilan seluruh kecamatan yang ada di dapil tersebut dengan tetap mempertimbangkan proporsi DPT di setiap kabupaten/kota.
Hasil olah data di level provinsi menggunakan agregat 8000 responden tanpa dilakukan pembobotan di kabupaten/kota karena hasilnya tidak jauh berbeda dengan hasil olahan data agregat. Pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara terlatih melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan teknologi aplikasi digital terhadap responden yang telah terpilih secara acak.