Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Uskup Agung Jakarta: Bila Tak Dengar Kritik, Bahayanya Tumbang

Uskup Agung Jakarta Romo Kardinal Ignatius Suharyo menyampaikan pandangannya terkait sejumlah akademisi di berbagai kampus yang mengkritik Presiden Jokowi.
Ibad Durrohman,Reyhan Fernanda Fajarihza
Selasa, 6 Februari 2024 | 03:37
Uskup Agung Jakarta Romo Kardinal Ignatius Suharyo menyampaikan pandangannya terkait sejumlah akademisi di berbagai kampus yang mengkritik Presiden Jokowi.
Uskup Agung Jakarta Romo Kardinal Ignatius Suharyo menyampaikan pandangannya terkait sejumlah akademisi di berbagai kampus yang mengkritik Presiden Jokowi.

Bisnis.com, JAKARTA — Uskup Agung Jakarta Romo Kardinal Ignatius Suharyo menyampaikan pandangannya terkait sejumlah akademisi di berbagai kampus yang mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) jelang Pemilu 2024.

Romo Ignatius mengawali pandangannya mengenai kekuasaan dalam perspektif iman kristiani. Menurutnya, kekuasan itu bisa disamakan dengan kerajaan.

"Dalam sejarah itu selalu ada kerajaan. Dan kerajaan itu sama dengan kekuasaan. Dan kita semua tahu semua kekuasaan itu berbahaya kalau tidak dijalankan dengan baik," kata Romo Ignatius di Graha Oikoumene, Salemba, Senin (5/2/2023).

Oleh sebab itu, lanjut Romo, ketika ada institusi kerajaan, di mana raja-rajanya tidak bagus, maka akan muncul nabi-nabi yang meyerukan keadilan.

"Saya kira setiap jaman pasti seperti itu. Jadi kalau para akademisi itu menyerukan seruan moral itu tanggung jawab mereka, dan jelas ditujukan pada institusi yang memegang kekuasaan," tambahnya.

Romo Ignatius berharap agar seruan dari para akademisi tersebut didengarkan oleh penguasa agar terhindar dari kejatuhan.

"Semoga seruan seperti itu didengarkan, harapannya itu. Nanti kalau tidak di dengarkan, ya dalam sejarah juga jelas, ketika kekuasan tidak mendengarkan kritik-kritik bahayanya adalah tumbang," katanya.

Hal tersebut, kata Romo selalu terjadi di negara manapun, tidak hanya di Indonesia. Oleh sebab itu, kekuasaan dan kritik itu dua hal yang mesti berjalan bersama-sama.

Sebelumnya, sejumlah kampus dan perkumpulan akademisi menuntut penegakan demokrasi yang dinilai kian luntur menjelang berlangsungnya pemungutan suara Pemilu 2024 pada 14 Februari nanti.

Gelombang tuntutan dari kalangan intelektual ini mulai bergulir sejak akhir Januari lalu, tepatnya ketika civitas academica Universitas Gadjah Mada (UGM) mendeklarasikan Petisi Bulaksumur sebagai respons keprihatinan sekaligus kekecewaan terhadap manuver politik yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Aspirasi para akademisi UGM dilontarkan dalam bentuk petisi yang dibacakan pada Rabu (31/1/2024) di Balairung UGM, Yogyakarta.

Petisi Bulaksumur yang ditujukan kepada Jokowi menyoroti penyimpangan demokrasi yang dilakukan oleh sang presiden, yang merupakan alumnus Fakultas Kehutanan UGM.

Petisi tersebut menyebutkan beberapa kasus yang menjadi catatan, antara lain pelanggaran etik di Mahkamah Konstitusi (MK), keterlibatan aparat penegak hukum dalam proses demokrasi, hingga pernyataan Jokowi tentang keterlibatan pejabat publik dalam kampanye politik yang dinilai kontradiktif.

Usai deklarasi petisi dari UGM itu, beberapa kampus turut menyatakan sikap serupa, baik dalam rupa mimbar akademik maupun pernyataan resmi. Berdasarkan catatan Bisnis, Senin (5/2/2024) hari ini, terdapat setidaknya 25 kampus yang menyuarakan pandangannya.

Sementara itu, beberapa perguruan tinggi juga disebut akan menyampaikan pernyataan sikap terkait situasi menjelang Pemilu 2024 dalam beberapa hari ke depan.

Berikut daftar kampus dan akademisi yang menyikapi situasi demokrasi menjelang Pilpres 2024:

1. Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu (31/1/2024)

2. Universitas Islam Indonesia (UII), Kamis (1/2/2024)

3. Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, Jumat (2/2/2024)

4. Universitas Andalas (Unand), Jumat (2/2/2024)

5. Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Jumat (2/2/2024)

6. Universitas Hasanuddin (Unhas), Jumat (2/2/2024)

7. Universitas Lambung Mangkurat (Unlam), Jumat (2/2/2024)

8. Universitas Katolik (UNIKA) Atma Jaya, Jumat (2/2/2024)

9. Universitas Indonesia (UI), Jumat (2/2/2024)

10. Universitas Muhammadiyah Babel, Jumat (2/2/2024)

11. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Sabtu (3/2/2024)

12. Universitas Padjadjaran (Unpad), Sabtu (3/2/2024)

13. Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik Indonesia (Aptik), Sabtu (3/2/2024)

14. Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Sabtu (3/2/2024)

15. Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Sabtu (3/2/2024)

16. Universitas Mataram (Unram), Sabtu (3/2/2024)

17. Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Senin (5/2/2024) 

18. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Senin (5/2/2024)

17. Universitas Pendidikan Indonesia, Senin (5/2/2024)

18. Universitas Airlangga (Unair), Senin (5/2/2024)

19. Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Senin (5/2/2024)

20. ⁠Universitas Janabadra Yogyakarta, Senin (5/2/2024)

21. Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara, Senin (5/2/2024)

22. Universitas Jember (Unej), Senin (5/2/2024)

23. Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Senin (5/2/2024)

24. Universitas Negeri Malang (UM), Senin (5/2/2024)

25. Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Senin (5/2/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper