Bisnis.com, JAKARTA —Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut adanya suatu skenario di balik gerakan kritik terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari sejumlah universitas di dalam negeri.
Dia menyatakan paham terhadap skenario tersebut berdasarkan pengalamannya saat menjadi aktivis era 1998. Berdasarkan catatan Bisnis, sampai dengan saat ini terdapat civitas akademica dari setidaknya 25 universitas dalam negeri yang meminta Presiden Jokowi netral pada Pemilu 2024.
Menanggapi hal tersebut, Bahlil menyampaikan keraguannya terhadap gerakan kritik dari civitas akademika itu. Dia menyebut ada beberapa dari mereka yang berafiliasi dengan paslon tertentu sehingga tidak murni independen.
Bahlil mengatakan bahwa berdasarkan pengalamannya sebagai mantan aktivis 1998, ada yang mengatur skenario dari gerakan kritis para civitas akademika kepada Jokowi.
"Alah, ya sudahlah mana ada politik tidak ada yang ngatur-ngatur. Kita tahu lah, ini penciuman saya sebagai mantan ketua BEM, ngerti betul barang ini. Terkecuali aku ini mahasiswa dulu kutu buku. Kita ini besar di jalan, gimana kita enggak paham gini-ginian," tuturnya kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (5/2/2024).
Namun demikian, pada kesempatan yang sama, Bahlil menyebut semua bebas untuk menyampaikan pendapat. Menurutnya, Presiden Jokowi juga tidak terpengaruh oleh kritik tersebut.
Baca Juga
Adapun sejumlah kampus dan perkumpulan akademisi menuntut penegakan demokrasi yang dinilai kian luntur menjelang berlangsungnya pemungutan suara Pemilu 2024 pada 14 Februari nanti.
Gelombang tuntutan dari kalangan intelektual ini mulai bergulir sejak akhir Januari lalu, tepatnya ketika civitas academica Universitas Gadjah Mada (UGM) mendeklarasikan Petisi Bulaksumur sebagai respons keprihatinan sekaligus kekecewaan terhadap manuver politik yang dilakukan oleh Presiden Jokowi.
Berikut daftar kampus dan akademisi yang menyikapi situasi demokrasi menjelang Pilpres 2024:
1. Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu (31/1/2024)
2. Universitas Islam Indonesia (UII), Kamis (1/2/2024)
3. Universitas Khairun (Unkhair) Ternate, Jumat (2/2/2024)
4. Universitas Andalas (Unand), Jumat (2/2/2024)
5. Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Jumat (2/2/2024)
6. Universitas Hasanuddin (Unhas), Jumat (2/2/2024)
7. Universitas Lambung Mangkurat (Unlam), Jumat (2/2/2024)
8. Universitas Katolik (UNIKA) Atma Jaya, Jumat (2/2/2024)
9. Universitas Indonesia (UI), Jumat (2/2/2024)
10. Universitas Muhammadiyah Babel, Jumat (2/2/2024)
11. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Sabtu (3/2/2024)
12. Universitas Padjadjaran (Unpad), Sabtu (3/2/2024)
13. Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik Indonesia (Aptik), Sabtu (3/2/2024)
14. Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Sabtu (3/2/2024)
15. Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Sabtu (3/2/2024)
16. Universitas Mataram (Unram), Sabtu (3/2/2024)
17. Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Senin (5/2/2024)
18. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Senin (5/2/2024)
19. Universitas Pendidikan Indonesia, Senin (5/2/2024)18. Universitas Airlangga (Unair), Senin (5/2/2024)
20. Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Senin (5/2/2024)
21. Universitas Janabadra Yogyakarta, Senin (5/2/2024)
22. Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara, Senin (5/2/2024)
23. Universitas Jember (Unej), Senin (5/2/2024)
23. Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Senin (5/2/2024)
25. Universitas Negeri Malang (UM), Senin (5/2/2024)
26. Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Senin (5/2/2024).