Bisnis.com, JAKARTA – Tim Nasional pemenangan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) mengaku telah mengantongi banyak laporan dugaan politisasi bantuan sosial (bansos) terkait kampanye pemilu.
Namun, Asisten Pelatih Timnas AMIN Jazilul Fawaid berpendapat bahwa secara hukum, terdapat kesulitan dalam menjerat dugaan kecurangan pemilu tersebut.
“Di Tim Hukum Nasional kita sudah numpuk laporannya, tinggal nanti dimasukan atau ditindaklanjuti. Kalau secara materiel sudah cukup, hanya saja itu tidak mudah. Jadi, kecurangan yang terencana, manipulasi yang terencana itu tidak mudah dijerat oleh hukum,” katanya usai Debat Capres terakhir di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Pusat, dikutip Senin (5/2/2024).
Jazilul menyebut bahwa pihaknya sudah mengumpulkan banyak bukti mengenai hal tersebut, meskipun tidak menyebutkan detailnya.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menggarisbawahi bahwa dugaan bansos yang tidak disalurkan dengan tepat sasaran tetap harus disertai dengan bukti-bukti faktual.
“Banyak yang menyampaikan begitu, tapi kan tentu kita harus sampaikan buktinya. Tetapi di musim kampanye memang selalu banyak hal yang tidak tepat sasaran,” pungkasnya.
Baca Juga
Seperti diketahui, calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan dan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo kompak menyindir bansos dalam Debat Capres pemungkas pada Minggu (4/2/2024) kemarin.
Ganjar bertanya kepada Anies mengenai polemik isu bansos yang menurutnya banyak diklaim sebagai bantuan dari perorang atau kelompok tertentu, padahal sejatinya merupakan kewajiban negara.
“Menurut Pak Anies, bagaimana tata kelola bansos agar 1) tidak saling klaim, 2) tepat sasaran, 3) tidak menimbulkan kecemburuan-kecemburuan, sehingga inilah satu harapan yang betul-betul diterima oleh rakyat?” demikian pertanyaan Ganjar.
Anies lantas menjawab bahwa bansos adalah bantuan untuk si penerima, bukan bantuan untuk si pemberi. Dia juga menekankan bahwa penyaluran bansos harus tepat sasaran.
“Karenanya, dia diberikan sesuai dengan kebutuhan si penerima. Kalau penerimanya membutuhkan bulan ini, ya diberikan bulan ini. Kalau dibutuhkannya tiga bulan lagi, ya tiga bulan lagi. Tidak usah dirapel semuanya. Dijadikan sebagai sesuai kebutuhan. Itulah yang disebut sebagai bansos tanpa pamrih,” jelas pasangan cawapres Muhaimin Iskandar ini.