Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Faisal Basri secara blak-blakan mengkritik Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) Garibaldi Thohir atau Boy Thohir hingga Presiden Joko Widodo (Jokowi), pada saat peluncuran Indeks Persepsi Korupsi (IPK) atau Corruption Perception Index (CPI) 2023.
Saat itu, Faisal yang hadir sebagai panelis memberikan tanggapan terhadap skor IPK Indonesia, yang stagnan pada angka 34/100 sebagaimana 2022. Posisi atau rangking Indonesia pun turun dari 110 ke 115 dari 180 negara.
Menurutnya, kemerosotan pemberantasan korupsi itu dibarengi dengan kemerosotan indeks demokrasi dan munculnya kekuatan oligarki. Faisal lantas menyoroti pernyataan Boy Thohir mengenai 1/3 penyumbang ekonomi Indonesia siap memenangkan pasangan calon (paslon) 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.
"Hati-hati, private power semakin menggurita dan makin pongah. Kita harus lawan, nih. Lawan. Kesombongan Boy Thohir itu harus dilawan dan diingatkan," ujarnya di JW Mariott Hotel, Jakarta, Selasa (30/1/2024).
Pengajar di Universitas Indonesia (UI) itu pun menilai pernyataan itu dilontarkan Boy Thohir karena kekuatan negara dan korporasi sudah bersatu. Dia juga menyinggung kakak Menteri BUMN Erick Thohir itu sudah menikmati windfall profit dari harga batu bara beberapa tahun belakangan.
Tidak hanya itu, pada sesi ucapan penutup, Faisal kembali melontarkan kritik pedas kepada Presiden Jokowi. Menurutnya, Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 tidak akan terlaksana dengan jujur dan adil apabila Jokowi masih menduduki kursi pimpinan eksekutif tertinggi.
Baca Juga
Dia bahkan menyebut Jokowi harus dimakzulkan, apabila Pemilu ingin terlaksana dengan jujur dan adil.
"Tidak mungkin Pemilu jujur adil sepanjang Jokowi masih di situ. Harus kita makzulkan Jokowi, harus kita paksa dia mundur. Tanpa itu, no way pemilu jujur dan adil," ucapnya.