Bisnis.com, JAKARTA - Kedutaan besar Jepang untuk Indonesia memberangkatkan sebanyak sembilan pemuda dari organisasi ataupun institusi Islam dalam program JENESYS.
Japan East Asia Network of Exchange for Students and Youths atau JENESYS adalah program untuk mendorong rasa saling pengertian antara Jepang dan negara-negara Asia-Pasifik agar dapat lebih memahami Negeri Matahari Terbit tersebut di berbagai bidang.
Dalam program ini, Kuasa Usaha Kedutaan Besar Jepang di Jakarta, Nagai Katsuro, berharap bahwa para peserta secara aktif menyebarluaskan hasil pertukaran dan pembelajaran yang mereka dapat selamat berada di Jepang.
“Kami berharap para peserta akan berinteraksi secara aktif dengan masyarakat Jepang. Kemudian, setelah kembali ke Indonesia, mohon manfaatkan apa yang telah dipelajari selama di Jepang untuk membangun Indonesia dan dunia di masa depan,” terangnya di Kedutaan Besar Jepang, Jakarta Pusat, Senin (22/1/2024).
Dalam kesempatan ini, Nagai menceritakan pemimpin Jepang dan negara-negara Asean termasuk Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) berkumpul di Jepang pada Desember tahun lalu, dan mengadopsi pernyataan visi bersama mengenai kerja sama, persahabatan Jepang-Asean, serta rencana implementasi dengan memperingati tahun ke-50 kerja sama dan persahabatan Jepang-Asean.
Ia menjelaskan, bahwa salah satu dari tiga pilarnya adalah implementasi kemitraan dari hati ke hati secara lintas generasi.
Baca Juga
“Kami bermaksud semakin mendorong pertukaran antara kedua bangsa dan juga pertukaran budaya dan intelektual untuk memperkuat rasa saling percaya dan saling pengertian serta mendorong pertukaran dan jaringan yang berlapis-lapis,” jelasnya.
Adapun, peserta kali ini berjumlah sembilan orang yang terdiri dari empat organisasi, meliputi Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Masjid Istiqlal dan Universitas Islam Negeri Syarif Dayakulah Jakarta.
Nantinya, selama 23-30 Januari 2024, para peserta diketahui akan melakukan kunjungan ke lembaga, museum, dan mengawali dari kunjungan ke Tokyo terlebih dahulu.
Para peserta nantinya juga akan mengunjungi salah satu masjid dan pusat kebudayaan Islam di Tokyo, dan puncak dari kunjungan para peserta adalah homestay di Nagasaki.
Nagai menjelaskan bahwa Nagasaki memiliki sejarah mengenai serangkaian bom atom pertama yang dijatuhkan pada 1945. Para peserta nantinya akan mempelajari mengenai aspek sejarah mengenai peristiwa tersebut dan bersamaan mempelajari mengenai pemulihannya, situasi saat ini dan masa depan masyarakat Jepang.
“Jadi ini akan menjadi pelajaran yang baik bagi mereka untuk membangun masa depan yang cerah di Indonesia,” jelasnya.