Bisnis.com, JAKARTA - Ketua DPP Partai NasDem Taufik Basari alias Tobas mengatakan wacana peleburan koalisi pendukung Anies Baswedan dengan Ganjar Pranowo baru akan dibahas setelah hari pencoblosan pada 14 Februari 2014.
Tobas meyakini, koalisi pendukung Anies maupun koalisi pendukung Ganjar masih fokus dengan agendanya masing-masing. Oleh sebab itu, mereka masih bersaing hingga 14 Februari nanti.
"Jadi masih prematur ketika kita bicara soal penyatuan koalisi ini. Sampai nanti setelah hasil 14 Februari, baru kita lihat kemungkinan yang terbuka," ujar Tobas di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (16/1/2023).
Di samping itu, dia tidak menampik apabila sudah terjadi komunikasi secara informal antara kubu Anies dengan kubu Ganjar. Meski demikian, Tobas memastikan belum ada keputusan ihwal kerja sama kubu Anies dan Ganjar dalam putaran kedua Pilpres 2024.
"Yang namanya komunikasi politik tentu bisa saja dilakukan untuk kepentingan apapun. Tetapi yang jelas belum bisa dilakukan secara resmi sebagai semangat untuk satukan dua koalisi," ungkapnya.
Sebagai informasi, hampir semua hasil survei dari lembaga terkemuka belum menunjukkan ada paslon yang meraih elektabilitas di atas 50%. Artinya, Pilpres 2024 sangat mungkin terjadi dua putaran.
Baca Juga
Dari sejumlah survei, elektabilitas paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming hampir selalu ditempatkan di urutan pertama. Sementara pason nomor urut 3 Ganjar Pranowo - Mahfud MD dan paslon nomor urut 1 Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar kerap bersaing di posisi kedua dan ketiga, sehingga kemungkinan besar salah satu dari mereka tersingkir di putaran kedua.
Anies-Imin sendiri didukung oleh Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Ummat. Sementara itu, Ganjar-Mahfud diusung oleh PDI Perjuangan (PDIP), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Perindo, dan Partai Hanura.