Bisnis.com, JAKARTA - Israel tengah diadili di Pengadilan Internasional di Den Haag, Belanda, karena kasus genosida.
Negara Yahudi itu ditudung sengaja melakukan genosida dan melanggar konvensi genosida tahun 1948. Adapun konvensi tersebut mengamanatkan semua negara untuk memastikan agar kejahatan itu tidak pernah terulang kembali.
Namun dengan situasi yang terjadi sejak 7 Oktober, Israel nampaknya telah melakukan pelanggaran berat terhadap masyarakat di Palestina.
Afrika Selatan pun menggugat Israel di Mahkamah Internasional (ICJ). Mereka menilai bahwa Israel memang berniat membumihanguskan Palestina.
"Israel mempunyai niat melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza. Niat untuk menghancurkan Gaza telah dipupuk dengan tinggi," kata advokat Pengadilan Tinggi Afsel Tembeka Ngcukaitobi kepada pengadilan, dikutip dari Reuters.
Mereka meminta pengadilan untuk menuntut Israel dan menghentikan perang yang saat ini terjadi.
Baca Juga
Namun lagi-lagi Israel playing victim hingga menyebarkan berbagai tindakan rasisme terhadap Afrika Selatan di media sosial X.
Masyarakat Israel ramai-ramai membela pemerintahnya dengan mengatakan bahwa Afrika Selatan adalah negara "monyet".
Mereka bahkan secara terang-terangan merendahkan Afrika Selatan dan tak mau mengakui bahwa tindakan pembunuhan di Palestina adalah genosida.
Sejalan dengan itu, Juru bicara pemerintah Israel, Eylon Levy, justru menanggapi gugatan Afrika Selatan sebagai fitnah.
"Negara Israel akan hadir di hadapan Mahkamah Internasional untuk menghilangkan fitnah yang tidak masuk akal di Afrika Selatan," ujarnya.
Bahkan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Afsel bahwa Afrika Selatan saat ini bersikap munafik karena masalah yang ada di Suriah dan Yaman.
"Kemunafikan Afrika Selatan sangat luar biasa. Di manakah mereka ketika jutaan orang terbunuh dan terlantar di Suriah dan Yaman oleh mitra Hamas," katanya dikutip dari Reuters.
Netanyahu kemudian berdalih bahwa apa yang mereka lakukan saat ini adalah memerangi teroris dan kebohongan yang ada di Gaza.