Bisnis.com, JAKARTA - Orang terkaya dunia, Elon Musk, mendapatkan hujatan dari pengguna platform X lantaran dianggap tidak adil dalam perang Hamas vs Israel.
Manuver yang dilakukan oleh Elon Musk dan platform X (dulunya Twitter) tersebut diungkap oleh pengguna bernama Jackson Hinkle.
Dalam unggahannya, Jackson Hinkle menemukan fatka bahwa akun Twitter pro Hamas banyak yang ditanggungkan oleh perusahaan pimpinan Musk tersebut.
Akan tetapi yang menarik, X atau Twitter sama sekali tidak memblokir dan menangguhkan akun yang diyakini dikelola oleh Israel atau yang pro dengan negara itu.
"Mengapa Akun X Hamas dilarang sementara zionis Israel diizinkan?@elonmusk," tulis Jackson Hinkle.
Melalui komentarnya, Musk kemudian menjelaskan alasan di balik larangan tersebut. Elon Musk menyatakan bahwa platform X memiliki alasan mengapa melakukan hal tersebut, salah satunya erat kaitannya dengan aturan PBB.
Baca Juga
"Meskipun banyak pemimpin pemerintahan, termasuk di AS, menyerukan pembunuhan orang, kami memiliki 'aturan pengecualian PBB'; jika suatu pemerintahan diakui oleh PBB, kami tidak akan menangguhkannya," bunyi keterangan X.
Karena Hamas tidak diakui sebagai pemerintahan PBB, maka Twitter memutuskan untuk menangguhkannya. Hal tersebut berbeda dengan Israel yang telah secara resmi diakui oleh PBB keberasaannya.
Setelah tanggapan dari Elon Musk, Hinkle menanggapi dengan mengatakan bahwa dia memahami aturan yang dijelaskan Musk tetapi mengatakan dia tidak mengerti mengapa aturan itu hanya diterapkan pada akun pro Palestina.
Padahal, ada banyak informasi dan bukti yang jelas memperlihatkan bahwa pengguna pro Israel yang mendukung negara tersebut menggunakan kekuatan ekstrem di Gaza.
Musk kemudian menanggapinya lagi dengan mengatakan bahwa penangguhan harus dilakukan secara adil.
Perusahaan X juga sangat enggan untuk melakukan penangguhan permanen, jadi masyarakat harus mengharapkan serangkaian penangguhan sementara yang lebih lama, daripada penangguhan permanen yang instan.
Hinkle tidak setuju dan yakin bahwa tidak menangguhkan akun secara permanen merupakan kebijakan yang baik, lalu bertanya apakah hal tersebut juga terjadi pada akun Hamas "@qassam2024".
Alasan Hinkle mengajukan pertanyaan seperti itu adalah karena PBB tidak menganggap Hamas sebagai organisasi teroris & mereka sebenarnya memenangkan pemilihan Parlemen terakhir di Gaza pada tahun 2006.
Namun kemudian, Musk mengatakan bahwa Hamas masih tidak diakui sebagai pemimpin suatu negara oleh PBB dan masih melanggar kebijakan X karena mereka menyerukan pemusnahan Israel.