Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Author

Arissetyanto Nugroho

KaProdi Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Pancasila

Lihat artikel saya lainnya

OPINI : Performa PISA untuk Menyambut Indonesia Emas 2045

Indonesia menghadapi tantangan dalam memenuhi standar performa literasi membaca, matematika dan sains.
Bank Jateng Cabang Surakarta menggelar program Kejar Mimpi untuk meningkatkan literasi keuangan di kalangan pelajar. /Dok. Bank Jateng
Bank Jateng Cabang Surakarta menggelar program Kejar Mimpi untuk meningkatkan literasi keuangan di kalangan pelajar. /Dok. Bank Jateng

Bisnis.com, JAKARTA - Pendidikan merupakan syarat utama untuk mempersiapkan Indonesia Emas 2045. Indonesia menghadapi tantangan dalam memenuhi standar performa literasi membaca, matematika dan sains yang tecermin di dalam Program Penilaian Pelajar Internasional atau PISA.

Selama ini tantangan karena disparitas lokasi masyarakat Indonesia yang tersebar dan berada di berbagai pulau membuat sebaran hasil kualitas sumber daya manusianya juga memiliki disparitas yang berbeda.

Kualitas infrastruktur, fasilitas dalam proses belajar mengajar kualitas insentif untuk sumber daya manusia di dalam sektor pendidikan juga relatif lebih kecil dibandingkan dengan kegiatan proses belajar mengajar yang berada di kota besar.

Beragam tantangan ini yang membuat situasi dalam periode 10 tahun terakhir, Indonesia masih belum persistence (gigih) dalam mencapai peringkat unggul sesuai standar PISA dibandingkan dengan negara lain (PISA 2022 yang dirilis Desember 2023).

Peringkat PISA yang tinggi di dunia adalah negara China, Macao, Japan, Estonia, Finlandia serta Singapura. Praktik terbaik negara-negara ini dapat menjawab permasalahan yang dimiliki oleh Indonesia.

Permasalahan sebaran penduduk karena Indonesia adalah negara yang luas dan juga meliputi lokasi yang sebarannya terpencil dapat dipelajari dari praktik terbaik China yang memiliki tantangan yang sama.

Di negara kawasan Asean, Singapura merupakan best practice yang lokasinya dekat dengan Indonesia dan merupakan negara dengan performa PISA yang konsisten unggul.

China memiliki keunggulan dan fokus kepada pendidikan dasar matematika dan literasi membaca. Proses yang dilakukan adalah dengan terus mengulang latihan membaca dan khususnya latihan matematika.

Dengan praktik repetisi ini maka peserta didik terus menerus mengasah kemampuan dasarnya makin kokoh dan merata di seluruh China. Proses ini menghasilkan performa China yang berada di atas rata-rata dibandingkan dengan negara lain di dunia.

Fokus China adalah mengembangkan kualitas sumber daya manusia dengan memberikan insentif yang bagus untuk generasi mudanya yang mau menjadi pengajar.

Selain itu, China melakukan rekrutmen bagi lulusan lulusan terbaik yang bersedia menjadi pengajar di institusi pendidikan China. Hal ini dilakukan agar sumber daya manusia terbaiknya dapat mengembangkan generasi muda terbaik di masa depan

Kemudian, ada faktor dukungan orang tua di Cina yang ingin anak-anaknya memiliki keunggulan daya saing, sehingga orang tuanya proaktif dalam mempersiapkan perkembangan kualitas pendidikan anaknya.

Hal lain adalah budaya ujian yang membuat peserta didik terbiasa untuk mempersiapkan diri mencapai target kualitas standar tertentu, memiliki ketenangan dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian dan kompleksitas permasalahan dalam ujian.

Hal ini yang kemudian terintegrasi menjadi suatu keseluruhan ekosistem yang mendukung proses belajar mengajar serta prestasi dari peserta didik di China.

Saat ini, Indonesia mengalami prestasi yang menurun dalam seluruh kinerja dalam PISA yaitu matematika, membaca dan sains sesuai dengan standar PISA. Indonesia menempati posisi 67 dari 81 untuk sains, 70 dari 81 untuk matematika, dan 71 dari 81 untuk membaca.

Prestasi ini turun signifikan dari tahun 2018 dan tahun 2015. Pandemi memang menjadi faktor yang memengaruhi proses belajar mengajar, tetapi jika kita lihat tren ini sudah terjadi dari tahun 2015, maka bukan hanya pandemi yang memengaruhi kinerja pendidikan di Indonesia.

Performa Indonesia dalam PISA juga dibawah rata-rata negara OECD dengan performa matematika 366, sedangkan rata-rata negara lain adalah 472, performa membaca 359 dengan rata-rata negara OECD lain adalah 476, dan performa sains 383 dengan rata-rata negara OECD lain adalah 485.

Kita perlu terbuka bahwa memang dibutuhkan cara fundamental untuk memperbaiki beberapa hal utama yang menjadi indikator atau elemen dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yaitu fokus kepada pendidikan dasar, fokus kepada pengembangan infrastruktur yang mendukung kinerja proses belajar mengajar, fokus kepada insentif yang diberikan kepada sumber daya manusia di sektor pendidikan, memberikan kesempatan beasiswa untuk pemuda di Indonesia dan fokus merekrut sumber daya manusia terbaik untuk memberikan pengajaran kepada generasi muda Indonesia yang akan datang.

Indonesia perlu belajar dari best practice yang dilakukan oleh Singapore dan khususnya China dalam menghadapi tantangan jumlah penduduk yang besar, serta sebaran penduduk yang luas, tetapi berhasil memperoleh kinerja optimum dalam PISA.

Hal ini memperkuat argumen bahwa Indonesia pun bisa memperoleh kinerja yang sama dalam mencapai kinerja optimum PISA sehingga siap membangun Indonesia Emas 2045.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper