Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DK PBB Tolak Usul Rusia, Pilih Adopsi Resolusi AS Soal Krisis Laut Merah

DK PBB mengadopsi resolusi AS yang mengutuk serangan Houthi di Laut Merah.
Kapal kargo Galaxy Leader dikawal oleh kapal Houthi di Laut Merah dalam foto yang dirilis 20 November 2023. Media/Handout Militer Houthi via REUTERS GAMBAR INI TELAH DISEDIAKAN OLEH PIHAK KETIGA/File Foto
Kapal kargo Galaxy Leader dikawal oleh kapal Houthi di Laut Merah dalam foto yang dirilis 20 November 2023. Media/Handout Militer Houthi via REUTERS GAMBAR INI TELAH DISEDIAKAN OLEH PIHAK KETIGA/File Foto

Bisnis.com, JAKARTA - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) memilih mengadopsi rancangan resolusi Amerika Serikat (AS) yang mengutuk serangan Houthi di Laut Merah.

Sebanyak 11 anggota DK PBB menyetujui resolusi tersebut, sementara 4 negara lainnya, termasuk Rusia, China, dan Aljazair, abstain.

Sebelumnya, DK PBB menolak tiga usulan Rusia untuk mengubah teks rancangan resolusi yang mengutuk serangan di Laut Merah tersebut. 

Melansir TASS, resolusi yang ditolak tersebut, termasuk satu usulan yang menyebutkan konflik antara Palestina dan Israel sebagai penyebab eskalasi di Laut Merah belakangan ini.

Dokumen tersebut dibuat oleh AS dan Jepang, yang berisi mengutuk dengan tegas serangan Houthi terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah, sejak November lalu. 

Selain itu juga menuntut agar Houthi Yaman segera mengakhiri serangan terhadap kapal-kapal asing di Laut Merah.

Sementara itu, Rusia telah mengusulkan untuk menambahkan frasa "khususnya, konflik di Jalur Gaza” ke dalam ketentuan tersebut. 

Frasa itu sekaligus menyerukan perlunya menangani alasan utama, termasuk konflik yang meningkatkan ketegangan regional.

Seperti diketahui, setelah meningkatnya konflik Palestina-Israel di Jalur Gaza, Houthi mengklaim akan melancarkan serangan ke wilayah Israel dan tidak akan mengizinkan kapal-kapal terkait melewati perairan Laut Merah. 

Pemerintah AS juga sebelumnya telah menyatakan sedang membentuk koalisi internasional dan bersiap meluncurkan operasi Penjaga Perdamaian untuk menjamin keselamatan navigasi dan melindungi kapal asing di Laut Merah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper