Bisnis.com, JAKARTA - Inggris memperingatkan bahwa situasi keamanan di Laut Merah memburuk dengan serangan rudal balistik, dan pesawat tak berawak (drone) merupakan ancaman yang semakin besar.
Inggris kemudian menyetujui Kapal Perusak Angkatan Laut Kerajaan bergabung dalam operasi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) untuk menjaga lalu lintas perdagangan di kawasan tersebut.
AS mengatakan sebelumnya bahwa pihaknya sedang membentuk satuan tugas (satgas) kapal untuk melindungi pelayaran di Laut Merah dan Teluk Aden, yang merupakan jalur perdagangan utama, pada Selasa (19/12/2023).
Melansir CNA, satgas tersebut dibentuk untuk melindungi pelayaran dari meningkatnya jumlah serangan yang dilancarkan oleh Houthi Yaman ke Laut Merah.
Kelompok Houthi telah meningkatkan serangan termasuk di Laut Merah, sebagai tanggapan atas serangan Israel di Jalur Gaza.
Konflik itu memaksa perusahaan minyak besar BP dan perusahaan pelayaran termasuk Maersk menghindari daerah tersebut.
Baca Juga
Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps mengatakan bahwa HMS Diamond, yang diduga menembak jatuh pesawat tak berawak di Laut Merah, akan bergabung dengan satuan tugas internasional yang dipimpin AS.
“Serangan ilegal ini merupakan ancaman yang tidak dapat diterima terhadap perekonomian global, merusak keamanan regional dan mengancam kenaikan harga bahan bakar. Ini adalah masalah internasional yang memerlukan solusi internasional, " katanya.
Inggris mengatakan bahwa selain HMS Diamond, satuan tugas tersebut saat ini mencakup tiga kapal perusak AS, dan sebuah kapal perang Prancis berada di wilayah tersebut.
Kapal-kapal tersebut beroperasi di Laut Merah Selatan, dengan fokus melindungi kebebasan navigasi, perdagangan internasional, dan kehidupan manusia dengan melawan aktor-aktor non-negara yang tidak sah di perairan internasional.