Bisnis.com, JAKARTA — Kondisi keamanan di Ekuador tampaknya belum juga membaik dari ancaman kelompok bersenjata atau geng kriminal.
Dilansir Reuters, kelompok tersebut bahkan membajak stasiun televisi Ekuador TC di sela-sela siarang langsung, Selasa (9/1/2024) waktu setempat.
“Para anggota geng bersenjata itu tampak mengenakan topeng balaclava ketika menyerang stasiun tv,” tulis Reuters.
Menyikapi serangan itu, Presiden Ekuador Daniel Noboa pun berjanji untuk membalas aksi kelompok bersenjata yang disinyalir terkait dengan kartel narkoba di salah satu negara di Amerika Selatan tersebut.
Sebelumnya, pada Senin (8/1/2024), Noboa telah mengumumkan keadaan darurat selama 60 hari ke depan untuk menetralisir kericuhan yang dipicu oleh kelompok bersenjata.
Dengan deklarasi keadaan darurat, Ekuador mengerahkan patroli militer, termasuk di penjara, dan menetapkan jam malam secara nasional.
Baca Juga
Langkah itu sebetulnya telah dilakukan oleh pendahulu Noboa, presiden Ekuador sebelumnya, Guillermo Lasso. Namun, upaya tersebut tidak membuahkan hasil.
Pada Selasa sore, Noboa mengakui adanya “konflik bersenjata internal” di Ekuador dan mengidentifikasi beberapa geng kriminal sebagai kelompok teroris, termasuk Los Choneros. Dia pun memerintahkan angkatan bersenjata untuk menetralisir kelompok tersebut.
Berdasarkan catatan Reuters, kondisi keamanan di Ekuador memang semakin memburuk sejak pandemi Covid-19 melanda yang dibarengi dengan pelemahan ekonomi negara secara signifikan.
Kriminalitas dan kekerasan yang terjadi di Ekuador bahkan terus meningkat dengan 8.008 kasus pada 2023, menurut laporan pemerintah. Jumlah itu meningkat dua kali lipat dibandingkan 2022 yang mencapai 4.500 kasus.
Pemerintah menilai keamanan di Ekuador kian lemah akibat semakin besarnya jangkauan geng penyelundup kokain, yang juga telah mengganggu stabilitas di sebagian besar Amerika Selatan.
Di dalam penjara Ekuador, geng-geng tersebut memanfaatkan lemahnya kontrol negara untuk memperluas kekuasaan mereka.
“Kekerasan di penjara semakin sering terjadi, mengakibatkan ratusan kematian dalam insiden yang pihak berwenang anggap terjadi karena pertikaian antar geng untuk menguasai penjara Guayaquil, kota pesisir terbesar di Ekuador, dianggap sebagai kota paling berbahaya di negara itu, karena pelabuhan-pelabuhannya menjadi pusat penyelundupan narkoba,” demikian laporan Reuters.
Noboa mulai menjabat sejak November 2023 dengan menggembar-gemborkan program “Rencana Phoenix” untuk pemulihan keamanan, termasuk dengan pembentukan unit intelijen baru, persenjataan taktis untuk pasukan keamanan, penjara baru dengan keamanan tinggi dan peningkatan keamanan di pelabuhan dan bandara.
“Biayanya sekitar US$800 juta, meskipun senjata baru senilai US$200 juta untuk tentara akan disediakan oleh Amerika Serikat,” katanya.