Bisnis.com, JAKARTA - Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyebut bahwa suatu negara harus hati-hati dalam berutang. Apalagi, jika terkait infrastruktur yang memiliki risiko tinggi. Pasalnya, tak jarang hal itu membuat suatu negara kolaps.
Hal ini dia paparkan kala menanggapi soal intervensi kedaulatan Indonesia akibat utang yang terus bertambah.
“Kita harus hitung betul, kita mesti prudent betul,” ujarnya dalam Debat Capres Ke-3, Minggu (7/1/2024)
Namun demikian, dirinya menyebut apabila ingin menggunakan kekuatan dalam negeri, wajib hukumnya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Tanah Air menjadi 7%.
Di sisi lain, dia juga menyoroti pentingnya menjaga integritas dari seluruh pihak untuk menghindari praktik korupsi di dalam negeri.
“Kemudian, kita mesti betul-betul anti korupsi. Kalau itu tidak dilakukan, maka ekonomi tidak akan tumbuh di tempat kita,”
Baca Juga
Lalu, Ganjar juga menekankan, jika sudah berbicara soal industri pertahanan harus, itu artinya pemerintah harus kuatkan industri dalam negeri. Dia pun mendorong terjadinya transfer teknologi di sektor alutsista di Tanah Air.
“Jadi, kaitan dengan utang, no utang, no usang,” tegasnya.
Sebelumnya, Calon Presiden (Capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan utang luar negeri Indonesia tergolong rendah di dunia,
“Kita sekitar berada di 40%. Sementara, negara lain jauh di atas kita,” ujarnya.
Baginya, dengan management prudent, startegi ekonomi yang tepat, terutama dengan hiliriasi, Tanah Air bisa mendapatkan keuntungan bangsa posisi tawar di dunia.
“Jadi, kok saya tidak terlalu khawatir negara lain mengintervensi soal utang, karena kita sangat dihormati,” ujarnya.