Bisnis.com, JAKARTA - Calon Wakil Presiden (Cawapres) Koalisi Perubahan, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyoroti program susu gratis yang dicanangkan oleh pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming.
Cak Imin menilai, dalam program susu gratis ini bahan baku yang tersedia belum mencukupi dan berkemungkinan akan melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan susu tersebut.
“Isu makan gratis itu memang menarik, susu gratis, menarik. Itu susunya nggak ada, pasti impor, dan menguntungkan orang-orang yang mengimpor susu,” kata Cak Imin dalam agenda Slepet Imin di Garut dikutip, Kamis (4/1/2024).
Kemungkinan impor tersebut bukan tanpa sebab, Cak Imin melihat bahwa untuk memenuhi kebutuhan satu juta liter susu pihak dari pengusung program ini harus melalukan impor.
"Kalau sekarang susu butuhnya satu juta liter, yang tersedia hanya 300 liter, bagaimana kalau enggak impor?" ujarnya.
Hal ini senada dengan apa yang dikatakan Kementerian Perindustrian. Dalam catatan Bisnis, pada Juli 2023 Kemenperin membeberkan kendala industri pengolahan susu nasional yang menyebabkan sektor ini menggantungkan bahan baku dari luar negeri.
Baca Juga
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika menyebutkan saat ini peternakan sapi dalam negeri hanya mampu memenuhi sebanyak 20 persen bahan baku susu segar dalam negeri (SSDN).
Dengan demikian, sebanyak 80 persen pemenuhan kebutuhan SSDN di Indonesia masih mengandalkan pasokan dari berbagai negara yang mengekspor susu.
Adapun program makan siang dan susu gratis yang diusung Prabowo-Gibran merupakan program yang sering disampaikan di publik sejak tahun lalu. Program tersebut merupakan janji yang disampaikan oleh paslon nomor urut 2 itu.
Anggaran yang dibutuhkan untuk mendanai program itu pun mencapai sekitar Rp400 triliun. Dana jumbo yang dibutuhkan oleh negara untuk merealisasikan program itu, apabila Prabowo-Gibran menang, juga telah disinggung beberapa kali oleh Tim Kampanye Nasional (TKN) 02.
“Jadi sekarang sudah kita hitung, sudah kita lakukan semacam prognosis Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025-2029 sehingga sudah tahu kebutuhan biayanya kita-kira totalnya berapa, target pertumbuhannya berapa,” jelas Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Drajat Hari Wibowo, kepada Bisnis, Rabu (27/12/2023).