Bisnis.com, JAKARTA – PDI Perjuangan (PDIP) menyinggung program makan siang dan susu gratis yang diusung oleh Calon Presiden dan Wakil Presiden (Capres dan Cawapres) nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan pada 20 Desember 2023 lalu partainya telah berbagi telur gratis untuk masyarakat sekaligus para saksi yang telah dilatih untuk mengawal Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Hasto mengatakan aksi berbagi telur gratis itu merupakan bagian dari upaya untuk menekan angka masalah kurang gizi kronis atau stunting dengan memperbaiki gizi masyarakat. Menurutnya, telur memiliki manfaat lebih baik daripada susu produk hasil impor.
"Telur itu mengandung protein, gizi yang cukup direkomendasikan oleh para ahli gizi, lebih baik dari pada susu impor," terangnya di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Selasa (2/1/2024).
Hasto lalu menjelaskan bahwa program kerakyatan yang diusung oleh Capres dan Cawapres nomor urut 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD berbasis pengalaman. Menurutnya, masyarakat bisa membandingkan antara kebijakan kerakyatan yang diusung oleh Ganjar-Mahfud atau Prabowo-Gibran.
"Rakyat bisa membandingkan kalau program makan gratis itu pun dengan susu impor itu [anggarannya] mencapai lebih dari Rp400 triliun. Bandingkan dengan program kerakyatan Pak Ganjar dengan jangkauan bansos BLT [bantuan langsung tunai] yang lebih luas, penciptaan lapangan kerja, satu rumah miskin satu sarjana," tuturnya.
Baca Juga
Di samping itu, Hasto turut mengklaim bahwa bagi-bagi telur yang sudah dilakukan oleh partainya itu memiliki kelebihan yakni berasal dari produksi lokal.
"Kalau Pak Prabowo dengan susu gratis itu impor, kemarin kita membagi telur yang diproduksi oleh rakyat sendiri. Ternyata khasiatnya itu jauh lebih. Karena kami berkonsultasi pada ahli gizi, kami merancang program itu dengan research, bukan dengan aspek elektoral. Ini yang membedakan," tuturnya.
Adapun program makan siang dan susu gratis yang diusung Prabowo-Gibran merupakan program yang sering disampaikan di publik sejak tahun lalu. Program tersebut merupakan janji yang disampaikan oleh paslon nomor urut 2 itu.
Anggaran yang dibutuhkan untuk mendanai program itu pun mencapai sekitar Rp400 triliun. Dana jumbo yang dibutuhkan oleh negara untuk merealisasikan program itu, apabila Prabowo-Gibran menang, juga telah disinggung beberapa kali oleh Tim Kampanye Nasional (TKN) 02.
“Jadi sekarang sudah kita hitung, sudah kita lakukan semacam prognosis Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025-2029 sehingga sudah tahu kebutuhan biayanya kita-kira totalnya berapa, target pertumbuhannya berapa,” jelas Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Drajat Hari Wibowo, kepada Bisnis, Rabu (27/12/2023).