Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sebut Hamas Tak Masuk Akal, Israel Tolak Gencatan Senjata di Gaza

Israel menolak proposal baru dari Hamas untuk kesepakatan pembebasan sandera dan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Tentara Israel duduk di dalam kendaraan militer, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, dekat perbatasan dengan Gaza, di Israel selatan, 18 Desember 2023. REUTERS/Ronen Zvulun
Tentara Israel duduk di dalam kendaraan militer, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, dekat perbatasan dengan Gaza, di Israel selatan, 18 Desember 2023. REUTERS/Ronen Zvulun

Bisnis.com, JAKARTA - Israel menolak proposal baru dari Hamas Palestina untuk kesepakatan yang melibatkan pembebasan sandera. 

Hamas melalui mediator Qatar dan Mesir memberikan proposal baru kepada Israel untuk kesepakatan yang akan melibatkan pembebasan sandera dalam tiga tahap.

Setiap fase akan mencakup jeda pertempuran atau gencatan senjata selama lebih dari sebulan dengan imbalan pembebasan sandera. 

Namun, perwakilan Hamas menuntut agar pada tahap pertama implementasi perjanjian tersebut, Israel mulai menarik pasukannya keluar dari Jalur Gaza dengan imbalan pembebasan 40 sandera. 

Melansir TASS, implementasi kesepakatan tahap ketiga yang mengatur pembebasan tawanan perang, berarti akan berakhirnya konflik.

Israel menolak usulan tersebut, namun salah satu pejabat Israel mengatakan tawaran tersebut menunjukkan Hamas kini siap untuk terlibat dalam negosiasi mengenai kesepakatan penyanderaan baru, bahkan ketika pertempuran di Gaza terus berlanjut. 

Hamas mengatakan Israel harus mengakhiri perang sebelum kelompoknya bisa menegosiasikan kesepakatan penyanderaan baru.

Perwakilan Hamas sebelumnya bersikeras bahwa mereka akan siap untuk menegosiasikan kesepakatan baru hanya jika pertempuran di Jalur Gaza berakhir.

Seorang pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa para pejabat Israel menganggap proposal tersebut benar-benar tidak masuk akal. 

"Kami meminta para mediator untuk mencoba dan menghasilkan proposal yang lebih dapat diterima. Menurutnya, upaya ke arah itu sedang dilakukan," katanya. 

Seperti diketahui, ketegangan berkobar kembali di Timur Tengah ketika Hamas melancarkan serangan mendadak ke wilayah Israel dari Jalur Gaza, pada 7 Oktober 2023.

Israel membalas dengan melakukan blokade total terhadap Jalur Gaza dan melancarkan serangan udara ke daerah Palestina, serta beberapa wilayah di Lebanon dan Suriah. Serangan juga terjadi di Tepi Barat.

Gencatan senjata selama 7 hari yang dimulai sejak 24 November 2023, telah diberlakukan di Jalur Gaza setelah kesepakatan yang dicapai antara Israel, Amerika Serikat (AS) dan Qatar. 

Kemudian setelah 7 hari gencatan senjata, perang dimulai kembali dengan Israel meluncurkan serangan melalui udara ke Jalur Gaza. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper